Rupiah Ditutup Melemah ke 14.714/US$ Usai Data Manufaktur AS Membaik
Sentimen lainnya yang juga mempengaruhi pasar yakni isu risiko gagal bayar utang AS. Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya telah memperingatkan bahwa pemerintah akan kehabisan dana pada awal bulan depan, termasuk risiko tak punya dana untuk membayar utang sehingga berisiko default. Karena itu, Kongres AS didesak untuk mendukung RUU peningkatan plafon utang.
Dari dalam negeri, pasar merespons sejumlah data yang positif. Inflasi April yang bertepatan dengan momentum Ramadan dan lebaran meningkat sebesar 0,33% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, BPS menyebut inflasi periode lebaran kali ini tidak setinggi tahun lalu.
Pabrik-pabrik di dalam negeri juga semakin berkinerja baik. Hal ini tercermin dari indeks PMI Manufaktur April sebesar 52,7 poin, naik dari bulan sebelumnya 51,9. Data ini menunjukkan bahwa kinerja manufaktur di dalam negeri semakin ekspansif.
Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan dibuka berfluktuatif pada perdagangan besok tetapi berpeluang ditutup melemah di rentang Rp 14.680-Rp 14.750 per dolar AS.