IMF Peringatkan Risiko Utang Swasta Naik di Asia saat Era Bunga Tinggi

Abdul Azis Said
3 Mei 2023, 16:38
IMF, utang swasta, risiko utang
123.rf/bumbledee?
Ilustrasi. IMF menyebut utang swasta di kawasan terkonsentrasi di perusahaan-perusahaan rentan, yakni korporasi dengan rasio cakupan bunga atau interest coverage ratio (ICR) yang rendah atau kurang dari satu.

Dalam skenario pertama ini, kontribusi utang dari perusahaan rentan terhadap total utang swasta akan meningkat 150 bps dari baseline. Namun demikian, dampaknya terhadap pendapatan dari perusahaan akan terbatas. 

Dalam skenario ini, lonjakan pada share utang perusahaan dengan ICR kurang dari satu akan melonjak di Korea Selatan, Singapura dan Vietnam. Peningkatan di Singapura mencerminkan pangsa utang jangka pendek yang lebih tinggi, sementara kenaikan di Vietnam lebih karena pada pertengahan tahun lalu memang sudah banyak perusahaan dengan ICR yang sedikit di atas satu sehingga berisiko makin turun dengan kondisi yang makin memburuk.

Skenario kedua, yakni penurunan yang tajam. Diasumsikan kerapuhan sistem perbankan benar-benar terwujud dan penyaluran kredit berkurang tajam. Dalam skenario ini, kontribusi utang perusahaan rentan terhadap total utang swasta akan meningkat sebesar 250 bps di masing-masing negara, tergantung dari seberapa besar tingkat eksposur terhadap kondisi keuangan global. 

Dalam skenario kedua ini, konsentrasi utang di perusahaan yang rentan atau memiliki ICR kurang dari satu akan semakin meningkat. Pengecualian terhadap Australia karena korporasi di negara itu dinilai memiliki neraca yang tangguh.

"Meskipun terdapat kerentanan yang tinggi, sentimen pasar terhadap perusahaan di kawasan ini tampak beragam," dikutip dari laporan tersebut.

Sentimen pasar beragam lantaran perusahaan di Asia dan Pasifik sebetulnya juga telah membangun cash buffer alias kas penyangga yang signifikan selama periode suku bunga rendah. Pada pertengahan tahun lalu, lebih dari separuh perusahaan berisiko ternyata memiliki cash buffer dua kali lipat dari beban bunga utangnya setahun, kecuali di Indonesia, India dan Vietnam. Meski demikian, IMF memperingatkan kas itu diperkirakan akan habis dari waktu ke waktu jika pendapatan perusahaan tidak meningkat lebih cepat dari kenaikan biaya bunganya.

 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...