Bank Dunia: Indonesia Naik Kelas jadi Negara Menengah Atas
Lembaga multilateral ini kembali menaikkan ambang batas untuk masing-masing kategori pada tahun ini. Namun, hal tersebut tak berdampak ke Indonesia karena kenaikan PDB per kapita di dalam negeri yang lebih tinggi dibandingkan perubahan ambang batas. Sekitar 80% negara menunjukkan kenaikan kategori pendapatan.
Adapun batasan kategori negara berdasarkan pendapatan menurut Bank Dunia saat ini adalah sebagai berikut:
- Negara pendapatan rendah memiliki pendapatan per kapita US$ 1.135 ke bawah, ambang batas ini naik dari sebelumnya US$ 1.085.
- Negara pendapatan menengah bawah memiliki pendapatan per kapita US$ 1.146-4.465, ambang batas ini naik dari sebelumnya US$ 1.086-4.255
- Negara pendapatan menengah atas memiliki pendapatan per kapita US$ 4.466-13.845, ambang batas ini naik dari sebelumnya US$ 4.256-13.205
- Negara pendapatan tinggi memiliki pendapatan per kapita di atas US$ 13.845, ambang batas ini naik dari sebelumnya US$ 13.205.
Dari kategorisasi terbaru tersebut, beberapa negara naik kelas. Beberapa negara naik dari penghasilan menengah atas menjadi penghasilan tinggi atau negara maju diantaranya Guyana dan Samoa. Pendapatan per kapita di Guyana melesat 60% pada tahun lalu dan mengangkat derajatnya menjadi negara maju berkat peningkatan dua kali lipat pada volume produksi minyak dan gasnya tahun lalu. Sementara Samoa naik kelas setelah revisi cukup dalam 18% pada total penduduknya, sehingga secara substansial membuat pendapatan per kapitanya meningkat.
Guinea dan Zambia juga naik kelas dari negara penghasilan rendah atau negara miskin menjadi negara penghasilan menengah bawah. Ekonomi Guinea disebut tumbuh kuat 4,7% tahun lalu ditopang sektor pertambangan. Demikian juga Zambia yang mampu tumbuh tinggi.
Saat sebagian besar negara naik kelas karena ekonomi pulih kuat setelah pandemi, Yordania justru turun kelas dari sebelumnya negara penghasilan menengah atas menjadi menengah bawah. Penyebabnya karena revisi pada data jumlah penduduk yang naik 8,6% sehingga secara agregat PDB per kapitanya menurun.