Ekonom Ramal BI akan Pertahankan Suku Bunga 6%
Dsata tersebut, menurut dia, menyebabkan pasar keuangan global cenderung stabil dan meningkatkan sentimen risk-on di kalangan investor. The Fed saat ini dipandang tidak terlalu hawkish oleh pasar, sehingga memicu arus masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Akibatnya, kami melihat rupiah cenderung menguat terhadap dolarAS dalam beberapa minggu terakhir ini, yang akan mengurangi risiko imported inflation,” ujar Joshua kepada Katadata, Rabu (22/11).
Ia melihat, imbal hasil SBN juga menunjukkan tren penurunan. Meski demikian, menurut doa, ketidakpastian masih akan berlanjut lantaran The Fed belum memberikan sinyal mengenai ruang penurunan suku bunga.
Dari sisi domestik, inflasi dilaporkan sebesar 2,56% secara tahunan pada bulan Oktober-23 atau berada dalam kisaran target 2023. Ia memperkirakan bahwa risiko dampak El Nino terhadap inflasi bahan makanan masih menjadi isu utama yang perlu diantisipasi dengan baik ke depannya.
Neraca perdagangan pada Oktober 2023 juga masih mencatatkan surplus, yang mengindikasikan bahwa risiko neraca transaksi berjalan yang berbalik menjadi defisit di tahun ini tidak terlalu besar dan tidak memberikan risiko besar terhadap stabilitas rupiah.