Ada Sentimen The Fed dan Cina, Rupiah Dibuka Melemah 15.515 per Dolar
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,29% ke level 15.515 pada perdagangan Rabu (3/1). Pelemahan tersebut didorong oleh sinyal penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed dan sentimen Cina.
Pelemahan ini diperkirakan akan berlanjut hingga akhir perdagangan hari ini. Analis pasar uang, Lukman Leong menilai rupiah akan melemah terhadap dolar AS yang melanjutkan rebound atau penguatan.
Sebab, para investor masih menantikan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur periode Desember 2023 dan Lowongan Pekerjaan JOLTS periode November 2023.
JOLTS merupakan Laporan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja AS yang akan dirilir hari ini. Survei ini akan memaparkan perkembangan tenaga kerja AS pada periode November 2023.
“Investor juga mengantisipasi kemungkinan The Fed akan bersikap hawkish pada risalah pertemuan FOMC malam ini,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (3/1).
Lukmana bahkan memperkirakan Rupiah akan bergerak dalam rentang 15.400-15.550.
Melansir Reuters, pasar kini memperkirakan suku bunga The Fed akan turun sebanyak 1,5 poin persentase di bawah kisaran saat ini yaitu di kisaran 5,25%-5,50% sampai akhir tahun depan.