Rupiah Melemah Didorong Data Manufaktur AS yang di Luar Ekspektasi
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai pelaku pasar sangat menantikan rilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) AS hari ini dan laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis besok. Indikator-indikator ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai kesehatan perekonomian AS dan berpotensi mempengaruhi sikap Federal Reserve terhadap kebijakan suku bunga.
Menurut FedWatch Tool CME, diperkirakan tidak ada perubahan langsung terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan akhir Januari mendatang.
“Tanda-tanda ketahanan pertumbuhan ekonomi dan inflasi memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama,” ujar Ibrahim dalam risetnya.
Data tersebut juga dikeluarkan hanya beberapa hari sebelum pertemuan pertama The Fed pada tahun 2024. Bank sentral tersebut diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 23 tahun.
Selain itu, Bloomberg melaporkan bahwa pemerintah Tiongkok merencanakan paket dukungan besar-besaran sebesar 2 triliun yuan ($278 miliar) untuk pasar saham lokal. “Laporan tersebut memicu optimisme bahwa pemerintah akan memberikan lebih banyak dukungan bagi perekonomian,” ujarnya.
Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.700- 15.750.