Salip Bath dan Peso, Rupiah Diprediksi Menguat di Kuartal II 2024
Perry mencontohkan, jelang hari keagamaan besar nasional seperti Idulfitri dapat memengaruhi kenaikan harga barang-barang di pasaran.
“Begitu juga nilai tukar, secara fundamental mestinya menguat. Buktinya dari fundamental karena neraca perdagangan kita surplus terus, supply nya juga banyak. Surplus perdagangan berarti hasil ekspor dan permintaan valas untuk impor lebih banyak ketimbang valas dari ekspor karena surplus perdagangan,” ujarnya.
Penguatan Rupiah Terjadi di Semester II 2024
Maka dari itu, Perry memperkirakan penguatan rupiah akan terjadi pada semester II 2024, atau bukan terjadi dalam jangka waktu dekat. Karena, terdapat faktor-faktor pemberitaan yang memengaruhi pergerakan nilai tukar di seluruh dunia.
Sebagai contoh, dalam dua minggu terakhir terdapat banyak pemberitaan pasar memprediksi suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve Fed Fund Rate (FFR) akan turun.
Bahkan ada pihak yang mengatakan suku bunga acuan akan turun pada kuartal pertama atau kedua, tapi ternyata berbeda dengan data-data terakhir FFR FOMC. Untuk itu, pihaknya meminta untuk sabar dan tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.
“Kita monitor Minggu ini, nanti statement nya kaya apa. Ini faktor berita yang membawa [rupiah] tempo hari melemah DAN menguat lagi. Tempo hari indeks dolar sudah turun dari 103 ke 102, naik lagi ke 103 malah di atas 103,” ujar Perry.