Mendekati Pemilu, Rupiah Dibuka Menguat Rp 15.616 per Dolar AS

Ferrika Lukmana Sari
12 Februari 2024, 09:38
Rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II 2024, hal tersebut didasari dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu terbaik di dunia pada 2023 yakni, masih berada di kisaran 5 persen.

Namun penguatan mungkin akan terbatas mengingat kekhawatiran investor akan Pilpres 2024. Sentimen utama saat ini adalah situasi politik pasca Pilpres. Apabila pilpres sukses tanpa adanya kekisruhan, maka rupiah berpeluang menguat.

Kebijakan The Fed Pengaruhi Kinerja Rupiah

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah pada Rabu lalu lalu menguat 0,6% menjadi Rp 15.635 per dolar AS. Dari sisi eksternal, penguatan rupiah didorong oleh melemahnya Indeks Dolar AS menuju level 104.

"Indeks Dolar AS berbalik arah dan terus menurun secara konsisten selama tiga bulan terakhir, dipengaruhi oleh penyesuaian investor terhadap pandangan mengenai arah kebijakan moneter The Fed," kata Josua.

Beberapa pejabat The Fed kembali menegaskan bahwa Federal Fund Rate (FFR) telah mencapai level puncaknya, dan terdapat ruang untuk penurunan suku bunga pada tahun 2024, meski The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan FFR tersebut. 

Dari sisi domestik, sentimen risk off terkait pemilu sudah mulai mereda, dan pasar sudah mulai memperhitungkan potensi dampaknya. Sehingga rupiah berpotensi bergerak pada kisaran Rp 15.575 – 15.700 per Dolar AS.

Pada Rabu pekan lalu, imbal hasil obligasi bergerak dalam kisaran -1 bps hingga 0 bps. Imbal hasil seri benchmark 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing mencapai 6,52% (-1bps), 6,62% (0bps), 6,77% (-1bps), dan 6,86% (0bps).

Per 6 Februari 2024, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah mencapai Rp 842,3 triliun, dengan net inflow bulanan sebesar Rp 0,4 triliun dan net inflow secara ytd mencapai Rp 0,2 triliun. Jumlah ini mewakili 14,7% dari total outstanding.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...