Jokowi Diminta Waspadai Defisit Fiskal Akibat Konflik Iran - Israel

Ferrika Lukmana Sari
16 April 2024, 13:22
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Kris | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Ekonom Mari Elka Pangestu mengingatkan pemerintahan era Jokowi dan Prabowo untuk memperhatikan dengan seksama dampak dari konflik Iran - Israel terhadap ekonomi dan kondisi fiskal Indonesia.

Mengingat, konflik kedua negara itu akan berimbas pada pasokan serta harga minyak dunia. Jika harga minyak naik, maka harga barang dan jasa di dalam negeri juga ikut terkerek.

"Harga minyak di luar, terkait dengan kenaikan inflasi dan harga produk, tentu masalahnya kepada anggaran dan fiskal. Defisit anggaran dan fiskal terjadi, kalau harga naik, tentunya subsidi BBM naik, kecuali harga BBM mau dinaikkan," kata Mari dikutip dari Antara, Selasa (16/4).

Jika terjadi inflasi, kata Mari, pemerintahan Prabowo yang resmi dilantik pada Oktober nanti, akan hadapi ketidakpastian fiskal akibat kenaikan harga minyak dan subsidi BBM. "Satu hal yang perlu dilakukan, dengan mengurangi subsidi BBM, ini harus dipertimbangkan,” kata dia.

Selain itu, Mari juga menyoroti dampak konflik tersebut terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Dan lebih jauh lagi, akan berdampak pada penurunan imbal hasil surat berharga dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tak berbeda dengan Mari, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mewaspadai dampak ketegangan geopolitik ini terhadap nilai tukar rupiah dan pengelolaan defisit anggaran ke depan.

Mengantisipasi hal tersebut, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk mendorong bauran kebijakan fiskal dan moneter. Kemudian meminta pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif.

"Pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional yang ada serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Respons kebijakan, diharapkan mampu memitigasi dengan baik dampak eskalasi konflik global saat ini," kata Airlangga.

Bisa Memperparah Defisit Transaksi Berjalan

Ekonom sekaligus Menteri Riset dan Teknologi RI periode 2019 -2021 Bambang Brodjonegoro memprediksi dampak konflik Iran-Israel bisa memperparah defisit transaksi berjalan (current account deficit) Indonesia.

Kekhawatiran tersebut muncul, karena keseimbangan eksternal ekonomi Indonesia yang semakin perlu diwaspadai. "Neraca perdagangan kita selalu surplus untuk dua tahun lebih, tapi saya lihat angkanya makin lama makin kecil. Ini sebenarnya sudah mulai lampu kuning,” kata Bambang.

Menurut Bambang, dalam dua tahun terakhir surplus neraca perdagangan tercatat semakin mengecil hingga mencapai di bawah US$ 1 juta. Kondisi ini akan menjadi kritis, karena diperparah oleh meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah.

Imbas dari serangan Iran ke Israel pada Sabtu malam (13/4), bisa membuat harga komoditas global meningkat tajam dan distribusi rantai pasok komoditas juga akan terganggu. “Terutama yang melalui Laut Merah dan Selat Hormuz,” ujarnya

Selain itu, neraca berjalan Indonesia juga bisa terganggu akibat tingkat suku bunga yang tinggi yang membuat permintaan global menjadi melemah. “Jadi, ekspor kita, dari manufaktur maupun komoditas tidak punya prospek bagus meskipun ada pelemahan rupiah,” ujar Bambang.

Biasanya, pelemahan rupia dapat berguna untuk menjangkau kinerja ekspor. Namun masalah muncul ketika ekspor masih didominasi produk komoditas. Padahal, era ledakan komoditas atau commodity booming telah berakhir sejak tahun lalu.

Sementara di sektor jasa, kata Bamban, tantangan lebih berat muncul. Karena salah satu defisit transaksi yang muncul dari sektor jasa pengangkutan dan pengiriman. 

“Dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS, ditambah kemungkinan terganggunya jalur distribusi Terusan Suez, Laut Merah, Selat Hormuz, termasuk Samudra Hindia, maka saya khawatir justru current account defisit kita bisa melebar,” katanya.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...