Kemenkeu Antisipasi Dampak Pelemahan Rupiah pada Neraca Perdagangan RI
Kementerian Keuangan terus memantau pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah berada di level Rp 16.155 per dolar AS.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pihaknya terus mengantisipasi dampak pelemahan rupiah terhadap defisit neraca perdagangan.
“Kita antisipasi [pelemahan rupiah], ini harusnya kita bisa bekerja sama antara fiskal dan moneter, sehingga bisa sinergi dengan baik,” ujar Febrio di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (24/4).
Febrio mengatakan, masih terlalu dini untuk menakar potensi pelebaran defisit APBN akibat pelemahan dolar. Ia menekankan bahwa Kementerian Keuangan mampu mengelola risiko dengan baik.
“Ini masih terlalu early. Ini kan masih bulan April. Nanti kita kelola dengan baik. Bisa dikelola risikonya dengan baik,” ujarnya.
Surplus Neraca Perdagangan pada Maret 2024
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 4,47 miliar atau setara Rp 72,51 triliun (kurs: Rp 16.222 per dolar AS) pada Maret 2024. Ini merupakan surplus neraca perdagangan selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.