Rupiah Menguat Rp 16.403 per Dolar AS, Pasar Waspadai Data Inflasi AS

Ferrika Lukmana Sari
28 Juni 2024, 09:27
Rupiah
Fauza Syahputra|Katadata
Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan pada posisi Rp.16.450 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pagi (26/6/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah menguat Rp 16.403 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat pagi (28/6). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,01 atau 2.00 pada pukul 09.22 WIB.

Pada hari ini, pelaku pasar masih menunggu dan mewaspadai rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE) AS. Ini merupakan indeks yang mengukur inflasi atau tingkat kenaikan rata-rata harga konsumsi.

Data inflasi AS ini akan memberi sentimen terhadap peluang penguatan dan pelemahan rupiah pada hari ini. Menurut Analis Mata Uang Lukman Leong, rupiah bisa menguat jika data-data ekonomi AS terus melemah dan Bank Sentral AS atau The Fed berbalik memberikan pernyataan dovish.

"Faktor domestik sendiri tidak banyak yang bisa mendukung, kecuali intervensi pemerintah untuk menahan pelemahan rupiah. Sementara kenaikan suku bunga tidak diperlukan dan tidak akan berbuat banyak terhadapa pelemahan rupiah," kata Lukmana kepada Katadata.co.id, Jumat (28/6).

Lukman memperkirakan, rupiah akan bergerak data terhadap dolar AS, karena investor cenderung wait and see menantikan data inflasi PCE pada malam ini. Sehingga rupiah berpotensi menyentuh Rp 16.350 - Rp 16.500 per dolar AS.

Sementara Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra melihat peluang pelemahan rupiah ke arah Rp 16.450 per dolar AS, dengan potensi support sekitar Rp 16.350 per dolar AS.

Ariston bilang, pelemahan ini dipengaruhi indeks dolar AS yang pagi ini masih bergerak di atas 106,0, di sekitaran pergerakan pagi sebelumnya. Yang artinya, kekuatan dolar AS belum banyak berubah terhadap nilai tukar lain.

Selain itu, data komponen harga PDB AS pada kuartal I 2024 menunjukkan pertumbuhan harga yang lebih tinggi dari perkiraan. Ini artinya inflasi AS berpotensi sulit untuk turun.

"Sehingga The Fed akan menahan suku bunga acuan di posisi sekarang dan lebih lama lagi. Hal ini mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston.

Peluang Rupiah Menguat

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana justru melihat peluang penguatan rupiah ke level Rp 16.350 - Rp 16.550 per dolar AS. Karena nilai tukar negara peers atau negara dengan grade setara sudah lebih dulu menguat.

"Penguatan apresiasi mata uang peers ke dolar AS pada tadi malam, diharapkan juga diikuti oleh nilai tukar rupiah," kata Fikri.

Apalagi, odds ratio proyeksi penurunan suku bunga The Fed meningkat seiring rilis data semalam terkait permintaan barang pabrik atau tahan lama (durable goods order) dan klaim pengangguran awal (initial jobless claims) AS.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...