Impor RI Capai US$ 18,45 Miliar pada Juni 2024, Terbesar dari Cina

Rahayu Subekti
15 Juli 2024, 14:17
Impor
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (8/7/2024). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 surplus 2,93 miliar dolar AS, masih melanjutkan tren surplus 49 bulan berturut-turut.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia mencapai US$ 18,45 miliar pada Juni 2024. Impor terbesar Indonesia berasal dari Cina, terutama untuk produk non minyak dan gas (migas). 

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan angka impor tersebut turun sebesar 4,89% dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 7,58% secara tahunan (yoy).

"Secara bulanan, nilai impor kelompok nonmigas mengalami penurunan, sedangkan kelompok migas mengalami peningkatan. Sementara secara tahunan, nilai impor kelompok migas dan nonmigas mengalami peningkatan," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7).

BPS mencatat impor migas mencapai US$ 3,27 miliar pada Juni 2024. Nilai ini naik 19,01% dibandingkan Mei 2024 dan naik 47,17% dibandingkan Juni 2023.

Sementara itu, impor nonmigas mencapai US$ 15,18 miliar pada Juni 2024. Angka ini turun 8,83% dibandingkan Mei 2024 atau hanya naik tipis sebesar 1,69% dibandingkan Juni 2023.

3 Negara Pemasok Barang Impor Nonmigas

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juni 2024 adalah Cina sebesar US$ 32,45 miliar atau 35,41%. Kemudian yang kedua adalah Jepang sebesar US$ 6,47 miliar atau senilia 7,06% dan ketiga Thailand US$ 4,87 miliar atau 5,31%.

"Impor nonmigas dari ASEAN mencapai US$ 16,32 miliar dan Uni Eropa sebesar US$ 5,89 miliar," Kata Amalia.

Menurut golongan penggunaan barang, Amalia menyebut perkembangan nilai impor pada Januari–Juni 2024 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan barang modal sebesar US$ 74,6 juta.

Sementara golongan barang konsumsi dan bahan baku atau penolong masing-masing naik US$ 655,4 juta dan US$ 333,2 juta. Keduanya turut berkontribusi terhadap impor Indonesia.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...