Angka Produk Domestik Bruto AS Membaik, Waspadai Pelemahan Rupiah Hari Ini
Sejumlah analis memproyeksikan pergerakan rupiah hari ini berpotensi melemah. Hal ini dipicu rilis laporan Departemen Perdagangan Amerika Serikat yang menunjukkan pertumbuhan produk domestik bruto AS naik 3,0% secara tahunan pada kuartal kedua tahun ini.
“Kemungkinan hari ini rupiah terdepresiasi ke level Rp 15.370 per dolar AS hingga Rp 15.570 per dolar AS,” kata Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana kepada Katadata.co.id, Jumat (30/8).
Fikri mengatakan pelemahan rupiah bisa terjadi karena sentimen rilis PDB AS dan corporate profit yang berbalik positif. Selain itu, Fikri menyebut saat ini juga masih berlanjut net buy asing di pasar saham Indonesia dan lelang sekuritas rupiah Bank Indonesia atau SRBI akan dilakukan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.20 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.465 per dolar AS. Level tersebut meningkat 42,0 poin atau 0,27% dari posisi penutupan sebelumnya.
Senada dengan Fikri, analis komoditas dan pasar uang Lukman Leong juga memproyeksikan pelemahan rupiah hari ini. Penurunannya dapat terjadi setelah dolar AS berbalik arah atau rebound setelah revisi data PDB yang lebih tinggi dari semula.
“Investor juga mengantisipasi data inflasi PCE AS malam ini. Rupiah bisa berkisar Rp 15.400 hingga Rp 15.550 per dolar AS,” ujar Lukman. Personal consumpiton expenditure atau PCE adalah indeks untuk mengukur tingkat kenaikan harga konsumsi domestik di negara adidaya tersebut.
Di sisi lain, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyebut peluang suku bunga acuan AS untuk dipangkas pada September masih 100%. Kondisi ini akan membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Dengan sentimen tersebut, Ariston memproyeksikan penguatan rupiah terhadap dolar AS mungkin mendapatkan sedikit perlawanan. “Rupiah masih berpotensi menguat ke arah Rp 15.380 hingga Rp 15.400 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke arah Rp 15.450 per dolar AS hari ini,” katanya.