Harga Pertalite, Solar, LPG 3 kg Naik, Angka Kemiskinan akan Meningkat

Muhamad Fajar Riyandanu
14 April 2022, 15:58
harga bbm, pertalite, lpg, solar, harga minyak
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.
Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi yakni solar dan Pertalite, serta LPG 3 kg.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, melempar wacana kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite, solar, dan LPG 3 kilogram (kg) saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (13/04).

Menurutnya, rencana menaikkan harga tiga komoditas energi bersubsidi tersebut tak terlepas dari lonjakan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) Maret yang menyentuh US$ 113,5 per barel karena konflik antara Rusia dan Ukraina. Penyesuaian harga dibutuhkan demi mengurangi beban subsidi pada APBN.

Wacana Pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dan LPG 3 kg ditentang oleh sejumlah ekonom. Satu di antaranya yakni Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira. Ia mengatakan seharusnya wacana kenaikan harga LPG 3kg, Pertalite, solar dan tarif listrik segera di tutup buku.

"Kenaikan satu jenis energi yang diatur pemerintah seperti LPG 3 kg berisiko terhadap daya beli 40% kelompok pengeluaran terbawah. Inflasi bisa tahun ini bisa di atas 5% jika pemerintah bersikeras naikan harga Pertalite dan LPG 3 kg secara bersamaan," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (14/4).

Jika nantinya pemerintah bersikeras menaikan harga, mau tidak mau masyarakat kelas bawah akan tetap menggunakan LPG 3 kg sebagai kebutuhan utama. Ini akan berimbas pada naiknya angka kemiskinan. Dampak ke gejolak sosial juga harus diwaspadai, konflik horizontal antar masyarakat karena ketimpangan semakin lebar.

“Ongkos pemulihan ekonomi nya akan sangat mahal. Srilanka saja sudah mundur kabinetnya, di Kolombia tahun lalu juga Menteri Keuangan sampai mengundurkan diri karena tidak mampu kendalikan inflasi,” kata Bhima.

Dia berharap pemerintah bisa menahan selisih harga keekonomian LPG 3 kg melalui mekanisme subsidi silang hasil windfall penerimaan negara dari ekspor minerba dan perkebunan. Berdasarkan simulasi kenaikan harga minyak mentah, diproyeksi pemerintah sedang alami lonjakan pendapatan pajak dan PNBP sekitar Rp 100 triliun.

Senada, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah. Ia menilai menaikkan komoditas energi pokok ditengah tingginya harga sejumlah kebutuhan masyarakat dapat menimbulkan inflasi.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...