Co-Firing Batu Bara Dituding Akal-akalan untuk Perpanjang Umur PLTU

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Juli 2022, 18:49
co firing, pltu, batu bara, transisi energi
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Sejumlah petugas PLN melakukan pemeliharaan periodik atau "overhaul" mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, NTB.

Praktik pencampuran biomassa dengan batu bara atau co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dinilai sebagai upaya untuk memperpanjang waktu operasional pembangkit penuh emisi tersebut sekaligus menghindari aturan pemensiunan dini.

Menurut pemerhati pembangunan berkelanjutan, energi terbarukan dan kebijakan publik, Ricky Amukti, praktik co-firing mayoritas diterapkan di PLTU berusia tua. Kondisi tersebut akan berimbas pada gagalnya proyek transisi energi.

"Dengan adanya co-firing biomassa, maka PLTU dianggap masih relevan. Akhirnya umurnya akan terus bertambah. Padahal Indonesia sudah punya target untuk pensiun PLTU," kata Ricky kepada Katadata.co.id, Jumat (8/7).

Ricky menyebut, keberlangsungan PLTU sangat berkaitan dengan industri batu bara sebagai pemasok bahan bakar. Adanya keterkaitan bisnis batu bara dengan PLTU menyebabkan bahan bakar fosil itu akan terus dipertahankan sebagai sumber listrik PLN.

"Co-firing layaknya justifikasi bahwa mereka tidak menggunakan batu bara 100% sehingga PLTU masih dianggap relevan. Dan juga oligarki yang secara menguasai pemerintahan itukan bisnisnya tidak lepas dari batu bara," sambung Ricky.

Menurut catatan dari Kementerian ESDM, sejauh ini PLN sudah melaksanakan ujicoba co-firing pada 26 PLTU dengan porsi biomassa 1-5%. Mereka menyatakan, kapasitas total listrik yang dihasilkan dari co-firing PLTU PLN mencapai 18 gigawatt (gw) pada tahun 2024.

Adapun bahan biomassa yang digunakan seperti seperti wood pellet (pellet kayu), cangkang sawit dan sawdust (serbuk gergaji). Metode co-firing diklaim dapat menurunkan emisi karbon karena mencampur batu bara dengan biomassa untuk pembangkit listrik.

Dari 26 lokasi pelaksanaan ujicoba PLTU, sebanyak 13 PLTU telah menerapkan implementasi co-firing biomassa secara komersial. Adapun PLTU telah menerapkan co-firing diantaranya PLTU Painton (800 mw), PLTU Rembang (630 mw), PLTU Suralaya (1600 mw), PLTU Pelabuhan Ratu (1050 mw) serta PLTU Lontar (945 mw).

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...