Ketua DPR AS: Kemarahan Cina tak akan Setop Pemimpin Dunia ke Taiwan

Happy Fajrian
4 Agustus 2022, 07:44
taiwan, amerika, cina, nancy pelosi
ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott/WSJ/dj
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengakhiri kunjungannya ke Taiwan pada Rabu (3/8).

Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi menyelesaikan kunjungannya ke Taiwan pada Rabu (3/8). Dia menyebut bahwa kemarahan Cina tidak akan bisa menghentikan pemimpin dunia untuk berkunjung ke negara pulau yang diklaim oleh mereka.

Pelosi tiba di Taiwan pada Selasa (2/8) malam waktu setempat meski berulang kali diperingatkan oleh Presiden Cina Xi Jinping. Dalam kunjungan itu Pelosi menegaskan komitmen AS yang teguh dalam mendukung demokrasi Taiwan.

“Delegasi kami datang ke Taiwan untuk memperjelas bahwa kami tidak akan meninggalkan Taiwan,” kata Pelosi kepada Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, seperti dikutip Reuters, Kamis (4/8). Cina mencurigai kunjungan AS sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Taiwan.

“Sekarang solidaritas Amerika dengan Taiwan sangat penting lebih dari sebelumnya, dan itulah pesan yang kami bawa ke sini hari ini,” kata Pelosi selama kunjungannya selama kurang lebih 19 jam.

Pelosi yang sudah lama mengkritik Cina, terutama tentang hak asasi manusia, bertemu dengan seorang mantan aktivis Tiananmen, seorang penjual buku Hong Kong yang telah ditahan oleh Cina dan seorang aktivis Taiwan yang baru-baru ini dibebaskan oleh Cina.

Ketua DPR AS terakhir yang pergi ke Taiwan adalah Newt Gingrich pada 1997. Kunjungan Pelosi dilakukan di tengah hubungan AS-Cina yang memburuk secara tajam. Selama seperempat abad terakhir, Cina telah menjadi kekuatan ekonomi, militer dan geopolitik yang jauh lebih kuat.

Cina menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawanya di bawah kendalinya. Amerika dan para menteri luar negeri dari negara-negara G7 memperingatkan Cina agar tidak menggunakan kunjungan itu sebagai dalih untuk melakukan aksi militer terhadap Taiwan.

“Sayangnya, Taiwan telah dicegah untuk berpartisipasi dalam pertemuan global, yang terbaru Organisasi Kesehatan Dunia, karena keberatan oleh Partai Komunis China,” kata Pelosi dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah kepergiannya.

“Meskipun mereka (Cina) mencegah Taiwan mengirim para pemimpinnya ke forum global, mereka tidak dapat mencegah para pemimpin dunia atau siapa pun dari bepergian ke Taiwan untuk menghormati demokrasi yang berkembang, untuk menyoroti banyak keberhasilannya dan untuk menegaskan kembali komitmen kami untuk melanjutkan kolaborasi,” tambah Pelosi.

Kunjungan Pelosi mengundang reaksi keras dari Cina, baik dari aspek ekonomi maupun militer. Bea cukai Cina mengumumkan penangguhan impor buah jeruk dan ikan tertentu dari Taiwan, sementara kementerian perdagangannya melarang ekspor pasir alam ke Taiwan.

Cina juga mendemonstrasikan kemarahannya dengan meningkatkan aktivitas militernya di perairan sekitar Taiwan serta memanggil duta besar AS di Beijing. Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, latihan militer yang direncanakan Cina akan berlangsung di wilayah laut dan udara 12 mil laut Taiwan.

Ini langkah yang belum pernah diambil Cina sebelumnya yang digambarkan oleh seorang pejabat senior pertahanan sebagai blokade laut dan udara Taiwan.

Merespon aksi militer Cina, Taiwan mengerahkan jet untuk memperingatkan 27 pesawat Cina di zona pertahanan udaranya. “22 (pesawat) di antaranya melintasi garis tengah yang memisahkan pulau itu dari Cina,” kata kementerian pertahanan Taiwan.

Sebelumnya Presiden Cina Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden agar tidak bermain api soal Taiwan. Hal tersebut ia sampaikan melalui panggilan telepon pada Kamis (28/7). Peringatan ini terkait kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke negara pulau itu.

“Mereka yang bermain api akan binasa karenanya,” kata kementerian luar negeri Cina mengutip pernyataan Xi kepada Biden dalam panggilan telepon seperti dikutip Reuters, Jumat (29/7). “Diharapkan AS akan melihat dengan jelas masalah ini.”

Xi mengatakan bahwa Washington harus memahami “one-China principle” atau prinsip satu negara Cina dan menekankan bahwa Cina dengan tegas menentang kemerdekaan Taiwan dan campur tangan pihak luar.

“Biden mengatakan kepada Xi bahwa kebijakan AS tentang Taiwan tidak berubah dan bahwa Washington sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata Gedung Putih.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...