Lalu Blibli mencatat, penjualan produk hobi khususnya sepeda meningkat hingga 2,5 kali lipat pada Maret dibandingkan sebelum ada pandemi. Untuk mendorong transaksi, perusahaan juga gencar memberikan penawaran.

Permintaan sepeda yang meningkat melalui platform e-commerce seiring perubahan gaya hidup masyarakat. Platform ecommerce menjadi sarana pembelian alternatif di tengah pembatasan aktivitas di luar rumah. Tingkat penggunaan layanan ini pun melonjak saat pandemi, sebagaimana Databoks di bawah ini:

Facebook dan Bain & Company memperkirakan, nilai transaksi belanja online di Indonesia hampir US$ 72 miliar atau sekitar Rp 1.047,6 triliun pada 2025. Angka ini melonjak dibandingkan proyeksi awal US$ 48 miliar.

Berdasarkan laporan AppsFlyer bertajuk ‘The State of Shopping App Marketing 2020 Edition’, waktu yang dihabiskan konsumen Indonesia di platform e-commerce meningkat 70% selama Februari-Juni. Ini bertepatan dengan penerapan PSBB.

Peningkatan penggunaan layanan e-commerce itu bersamaan dengan melonjaknya permintaan sepeda.

Sekretaris Jenderal Apsindo Eko Wibowo pun menyampaikan, tingginya permintaan menjadi fenomena baru bagi produsen sepeda dalam 25 tahun terakhir. "Beberapa industri sudah meningkatkan produksi sampai 200% dari kapasitas normal,” ujarnya dalam podcast Katadata.co.id bertajuk 'Gowes Kala Pandemi: Sehat atau Gaya Hidup', pada Juli lalu (28/7).

Sepeda lipat dan dengan keranjang (city bike) menyumbang 60% permintaan di pasar global dan Indonesia. Kemudian 30% gunung, dan sisanya BMX atau bicycle motocross untuk anak.

Berdasarkan hasil riset iPrice, pemesanan sepeda naik 50% per Juli. Sepeda yang paling banyak dicari di Google yakni lipat, gunung, dan anak.

Kendati tren pencariannya mulai menurun, harga sepeda diprediksi tetap tinggi. Penyebab utamanya, karena pemerintah memperketat ketentuan impor sepeda roda dua dan tiga.

Kementerian Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 68 Tahun 2020 terkait ketentuan impor las kaki, elektronik, sepeda roda dua dan tiga, yang berlaku sejak 28 Agustus. Maka proses impor memerlukan persetujuan, yang berlaku paling lama setahun.

Eko mengatakan, kenaikan harga bisa terjadi lantaran sepeda impor yang telanjur dipesan tidak bisa masuk ke Tanah Air. Padahal, pemesanan dilakukan sejak Juni.

"Ribuan barang seharusnya masuk ke Indonesia pada September," kata Eko kepada Katadata.co.id, bulan lalu (2/8).

Harga sepeda yang awalnya diperkirakan turun bulan lalu, diprediksi tetap tinggi. Selain itu, beberapa pihak bisa memanfaatkan situasi ini untuk menaikkan tarif.

Eko memahami bahwa aturan tersebut bertujuan meningkatkan produksi dalam negeri untuk jangka panjang. "Namun bagi para importir, pelaksanaan kebijakan ini terlalu cepat," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution, Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement