Proyek smelter tembaga menjadi strategis karena komoditas ini sedang tumbuh pesat sejalan dengan perkembangan mobil listrik. Goldman Sachs memperkirakan harganya akan melonjak US$ 15 ribu per ton pada 2025, dibandingkan US$ 10 ribu pada saat ini. 

Harga komoditas tembaga itu mencetak rekor tertinggi US$ 10.147,5 per ton di London Metal Exchange pada 14 Februari lalu. 

Freeport Indonesia
Freeport Indonesia (Arief Kamaludin | Katadata)

Beda Pendapat Antar-Kementerian Soal Smelter Freeport

Deputi Investasi & Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto pada Februari lalu menyebut, Freeport hanya mengeluarkan biaya 7,5% apabila sepakat membangunnya di Maluku Utara. Sisa dana ditanggung oleh Tsingshan.

Dengan kondisi itu, Freeport tidak lagi dapat mengeluh tentang pembangunan smelter tembaga yang tidak ekonomis. Dalih ini kerap perusahaan pakai sehingga pembangunan pabrik pengolahan di Gresik menjadi minim progres.

Biaya pembangunan smelter di Maluku Utara adalah US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 25 triliun. Sedangkan, pabrik pengolahan di Jawa Timur memerlukan dana US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun.

Namun, keinginan Kemenko Marves tampaknya tak sejalan dengan Kementerian Bidang Perekonomian. Di bulan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut investasi di JIIPE Gresik dapat mencapai US$ 16,9 miliar dengan serapan tenaga kerja hampir 200 ribu orang. 

Kawasan ekonomi khusus (KEK) itu akan mengembangkan bisnis industri metal, elektronik, kimia, energi, dan logistik. Hasil produksinya akan memberikan kontribusi ekspor US$ 10,1 miliar per tahun ketika produk industri metal dan kimia beroperasi penuh. Salah satu proyek yang akan mendorong ekspor tersebut adalah smelter tembaga.

Kementerian ESDM tampaknya sepakat dengan Kemenko Perekonomian. Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Sugeng Mujiyanto beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya memastikan pembangunan smelter masih tetap sesuai rencana awal. "Sejauh ini ke JIIPE, masih komunikasi," katanya.

Di Gresik sebenarnya sudah ada PT Smelting yang melakukan proses pengolahan dan permunian tembaga. Pemegang saham pabrik yang berdiri sejak 1996 ini adalah 60,5% Mitsubishi Materials, 25% Freeport indonesia, 9,5% Mitsubishi Coorporation RtM, dan 5% JX Nippon Mining & Metals. 

Tahun lalu, Smelting berencana melakukan peningkatan kapasitas produksinya dari 1 juta menjadi 1,3 juta dry metrik ton per tahun. Di pabrik tersebut, Freeport memurnikan 40% produksi tembaganya yang berasal dari tambang Grasberg.

Executive Vice President and Chief Financial Officer Freeport McMoran Kathleen Quirk menghitung biaya membangun smelter sangat besar ketimbang perluasan pabrik yang sudah ada. Untuk pabrik baru investasinya mencapai US$ 3 miliar. “Untuk perluasan smelter sekitar US$ 250 juta,” ucapnya ketika itu. 

Namun, pembangunan smelter baru merupakan komitmen Freeport usai pemerintah memberikan IUPK di 2018. Hal ini pun sesuai dengan amanat Undang-Undang Minerba. Perusahaan tambang wajib melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Jadi, Freeport tampaknya tidak dapat berbalik arah dari rencana tersebut. 

Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mendesak pemerintah segera menentukan lokasi smelter tembaga Freeport. Kondisi sekarang telah membuat semakin molornya penyelesaian pabrik pemurnia ntersebut.

Ketua Umum Perhapi, Rizal Kasli mengatakan hal tersebut akan membuka celah ekspor konsentrat. "Karena tidak tertampung di dalam negeri," ujar dia kemarin. 

Kementerian ESDM telah memberikan relaksasi berupa rekomendasi ekspor mineral logam pada tahun ini. Freeport membayar bea ekspor sebesar 5% dari nilai konsentrat, berkurang dari 7,5% pada 2015, karena sudah mulai membangun smelter.

Semua pihak yang terlibat, menurut Rizal, perlu duduk bersama untuk berdiskusi dan mencari solusi. Pemerintah dapat memberikan kemudahan berinvestasi agar pengerjaannya berjalan cepat, khususnya soal perizinan.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement