Aplikasi Tokopedia dan Gojek
Aplikasi Tokopedia dan Gojek (Katadata/Desy Setyowati)

GoTo Financial adalah Kunci?

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan ekspansi GoTo ke Asia Tenggara akan sulit. Lawan terkuatnya, yaitu Sea Group dan Grab, telah melakukannya lebih dulu. “Nilai valuasi Sea Group sudah lima kali lipat lebih besar dari valuasi GoTo,” ujar Nailul.

Kondisinya akan berbeda apabila pendanaan GoTo diperkuat. Karena itu, strategi IPO menjadi tepat agar valuasinya meningkat tajam. 

Dalam hitungannya, merger GoTo mampu membuat valuasi perusahaan menyentuh US$ 20 miliar sampai US$ 25 miliar. Tiga fokus layanannya sangat berpeluang untuk berkembang. 

GoTo Financial menjadi kunci utamanya. Nailul melihat kehadiran unit usaha ini mampu bersaing dengan teknologi finansial atau financial technology (fintech) yang sudah ada. “Karena fitur dan layanannya cukup lengkap untuk bersaing ketat. Salah satunya dengan Shopee,” ucapnya. 

Sea Group resmi masuk ke bisnis bank digital Indonesia lewat SeaBank. Sea Group juga memiliki platform fintech pembayaran pesaing GoPay, yakni ShopeePay. Berdasarkan riset dari NeuroSensum, ShopeePay mendominasi pasar dompet digital Indonesia pada awal 2021. 

GoTo tak bisa hanya berakar pada layanan on-demand dan pembayaran (dompet elektronik). Perusahaan perlu pendapatan atau kehidupan finansial yang lebih baik. 

Grab, melansir dari Bloomberg, mencatat pendapatan bersih dari pembayarannya turun 7,5% pada tahun lalu meskipun transaksi naik sekitar 14%. Angka tersebut menunjukkan perusahaan melakukan tarif murah pada saat pandemi untuk membantu konsumen dan mitranya. 

Namun, dari bisnis inilah terdapat peluang untuk layanan keuangan. Perusahaan jadi memiliki database untuk memprediksi kelayakan kredit. Tak heran, Grab mengembangkan bisnisnya ke non-pembayaran, seperti pinjaman, asuransi, dan manajemen kekayanan.

Lalu Grab juga gencar menggarap sektor keuangan di Tanah Air dan disebut-sebut akan merambah layanan digital Bank Capital. Di Singapura, konsorsium Grab dan Singapore Telecommunications Limited telah memperoleh lisensi bank digital penuh atau digital full bank (DFB) dari otoritas moneter alias Monetary Authority of Singapore (MAS) pada akhir tahun lalu.

GoTo diprediksi akan melakukan cara yang sama. Melalui GoTo Financial, perusahaan dapat melihat setiap pembelian dan pemesanan konsumen. Peluang pengumpulan data tentang pengeluaran dan pendapatan pelanggan beserta prediksi kebutuhan pinjamannya terbuka lebar. 

Andre mengatakan, GoTo Financial dibuat agar bisa menyasar sekitar 140 juta masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses sistem keuangan di Indonesia (underserved). "Mendorong inklusi keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara," katanya.

GoTo Financial akan menaungi GoPay, layanan fintech pembayaran pada ekosistem Gojek. Tahun lalu, GoPay mencatatkan peningkatan transaksi hingga 2,7 kali lipat dibandingkan 2019. Transaksi mereka didorong oleh pembelanjaan dari e-commerce, gim, dan transaksi dalam berbagai aplikasi.

Selain itu, ada layanan bayar nanti atau Paylater yang sudah ada di ekosistem Gojek sejak 2019. Layanan ini menjadi alternatif pembayaran selain GoPay dan LinkAja. Penggunanya mencapai 49,9% pada 2019.

Ada juga layanan asuransi GoSure yang diluncurkan sejak Oktober 2019 lalu. Lalu ada juga layanan GoStore yang diluncurkan tahun lalu. GoStore merupakan etalase digital yang memungkinkan pedagang membuat toko online sendiri.

GoTo Financial juga mempunyai layanan GoInvestasi. Layanan ini diluncurkan Gojek tahun lalu. Pengguna dapat membeli emas minimal 0,01 gram atau setara Rp 8.000.

Ada juga aplikasi kasir digital Moka. Lalu, ada aplikasi keyboard dan dashboard Selly, platform jasa proses pembayaran online Midtrans, serta layanan untuk digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) GoBiz Plus.

Februari lalu, Gojek tercatat berinvestasi pada Bank Jago sebesar Rp 1,32 triliun lewat pembelian saham baru alias rights issue.Sebelumnya, decacorn ini juga telah menyuntikkan Rp 2,25 triliun ke bank digital tersebut.

Strategi ini sebenarnya lawas. Yang sudah lebih dulu dan sukses masuk ke bisnis fintech adalah Alipay dari Ant Group Co dan WeChat Pay dari Tencent Holding Ltd. Ant terbukti tangguh di tengah pandemi dan tekanan keras pemerintah Tiongkok.

Keuntungannya naik 41% pada kuartal akhir 2020, melampaui pertumbuhan 16% di bisnis intinya, yaitu e-commerce. Bisnis fintech Tencent juga mengungguli divisi game dan periklanannya selama periode tersebut. 

Penyumbang bahan: Muhammad Fikri (magang)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement