OJK menargetkan literasi keuangan Indonesia bisa mencapai 65% sampai 70% selanjutnya, termasuk perempuan. “Ibu rumah tangga atau perempuan sebagai “menteri keuangan” bagi keluarganya memiliki peranan sangat penting terutama dalam hal keuangan,” kata Friderica.

Women’s World Banking (WWB), sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pembiayaan pengusaha skala mikro perempuan, pun melihat hal yang sama. Deputi Direktur WWB Asia Tenggara untuk Advokasi Kebijakan, Vitasari Anggraeni mengatakan literasi keuangan, terutama digital, menjadi kunci untuk perempuan berpendapatan rendah agar dapat memanfaatkan akses dan sumber daya keuangan yang ada agar mereka berdaya.

Keuangan digital dapat dapat memangkas biaya, waktu, serta proses transaksi. Namun, menurut Vita, konsumen kerap tidak memahami secara menyeluruh produk dan layanan keuangan yang ditawarkan serta risiko-risiko yang ada.

Pada Juli 2022, WWB pun meluncurkan Koalisi Inklusi Keuangan Digital Perempuan (IKDP) untuk membantu Indonesia mencapai target inklusi keuangannya dengan berfokus ke perempuan. WWB memilih Indonesia dan Ethiopia sebagai rintisan program ini.

Di Indonesia, Koalisi IKDP telah menggandeng pembuat kebijakan seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), OJK, dan Bank Indonesia. Koalisi juga bekerja sama dengan jasa keuangan dan platform digital seperti BRI, DANA, dan LinkAja.

Sejak diluncurkan, WWB lewat Koalisi IKDP telah menyalurkan hibah terhadap 10 lembaga swadaya masyarakat. Masing-masing hibah berkisar US$ 10 ribu hingga US$ 20 ribu. Penyaluran hibah ini awalnya digunakan untuk menyalurkan pelatihan literasi keuangan digital untuk kelompok-kelompok perempuan.

Salah satu penerima hibah adalah Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Lewat hibah ini, HWDI dapat melakukan survei soal layanan keuangan digital yang melibatkan 695 responden perempuan disabilitas. HWDI juga menyelenggarakan pelatihan pengelolaan keuangna digital untuk perempuan disabilitas di 34 provinsi.

Penerima lain adalah Ruang Kolaborasi Perempuan yang melatih literasi digital untuk 50 perempuan di Sulawesi Selatan. Para perempuan ini selanjutnya akan melatih langsung 1.000 perempuan soal literasi digital.

Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi KemenPPPA, Dewa Ayu Laksmiadi Janapriati mengatakan koalisi ini selaras dengan strategi nasional keuangan inklusif yang menargetkan inklusi keuangan dapat mencapai 90% pada 2024.

“Inklusi keuangan perempuan sendiri masih lebih rendah dari laki-laki. Perempuan 83% dan laki-laki 86%,” kata Laksmi pada Katadata.co.id, Selasa (19/9).

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM LITERASI DIGITAL KEUANGAN
Ilustrasi pemberdayaan perempuan dalam literasi keuangan digital. KEUANGAN (ANTARA FOTO/Novrian Arbi/nz)

Berdaya Lewat UMKM

Koalisi IKDP tidak berhenti di situ. Selanjutnya, koalisi berharap dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan yang menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Terutama karena 64,5% UMKM dikelola perempuan.

Meski mayoritas dikelola perempuan, ada kesenjangan pendapatan antara pelaku UMKM perempuan dan laki-laki. Penelitian WWB pada UMKM yang menggunakan e-commerce menunjukkan tingkat penjualan pelaku UMKM perempuan lebih rendah sekitar 22% dari pada laki-laki.

Koalisi IKDP pun mendorong pemerintah untuk mendukung inisiatif penyediaan smartphone biaya rendah untuk UMKM perempuan mengakses layanan keuangan. Sedangkan jasa keuangan digital dan konvensional didorong untuk mengembangkan produk dan jasa yang terjangkau bagi UMKM perempuan.

Layanan keuangan digital dinilai lebih mudah dan cepat untuk kebutuhan UMKM. Khalifia Putri, 23 tahun, adalah salah satu yang merasakan kemudahan dari layanan digital saat menjalankan UMKM-nya. Kemudahan ini mulai dari transaksi, pengelolaan, hingga menjamin keamaan keuangannya.

Khalifia belum menggunakan layanan digital saat awal berusaha, transaksi bahkan masih dilakukan tunai. Hal ini berubah ketika dia menggunakan layanan dompet digital dan perbankan digital.

“Sekarang saat aku menggunakan dua instrumen itu aku lebih merasa aman, mudah, dan praktis,” katanya kepada Katadata.co.id, Minggu (17/9).

Apa yang dirasakan Khalifia ini yang dicoba diperluas ke banyak UMKM oleh Koalisi IKDP. Untuk itu, koalisi telah memberikan lima program literasi keuangan digital dan pengembangan UMKM perempuan di Jakarta, Makassar, Surakarta, Yogyakarta, dan Lombok.

DANA, layanan dompet digital yang bergabung dengan Koalisi IKDP, juga telah meluncurkan program SisBerdaya pada akhir 2022. Program ini tidak hanya memberikan pelatihan tapi juga mendanai UMKM yang berpartisipasi sebesar Rp 5 juta – Rp 10 juta.

Vita, perwakilan WWB, mengatakan ini adalah pentingnya produk layanan keuangan digital yang dirancang dengan perspektif gender. “Ketimpangan dapat diatasi dan secara langsung meningkatkan ekonomi negara,” katanya.

Halaman:
Reporter: Reza Pahlevi, Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Dalam rangka meningkatkan kesadaran publik, Katadata.co.id bersama Koalisi Inklusi Keuangan Digital Perempuan (IKDP), yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Women's World Banking, menyajikan edisi khusus Inklusi Keuangan Perempuan. Setiap bulan, tulisan terkait isu tersebut kami sajikan dalam bentuk artikel panjang dan mendalam.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement