Tak Pernah Kehabisan Ide Kembangkan Traveloka

Yuliawati
Oleh Yuliawati
18 Juni 2018, 19:14
CEO Traveloka Ferry Unardi
Ilustrator Betaria Sarulina
CEO Traveloka Ferry Unardi

Traveloka merupakan startup Indonesia pertama yang berekspansi ke luar negeri. Bagaimana tips mencapainya?

Sebenarnya ini merupakan proses pengalaman belajar. Bukan hal yang biasa bagi perusahaan yang baru berdiri beberapa tahun, kan. Kami berekspansi ke negara lain, perlu menyesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing.

Memang sangat sulit untuk dilakukan, kami harus melakukan perubahan, tidak hanya produk yang harus disesuaikan secara lokal tetapi juga kebiasaan perusahaan, seperti hal yang sederhana menyangkut struktur perusahaan.

Kami juga menerapkan kebiasaan SDM kami yang sebagian besar di Indonesia harus berbicara bahasa Inggris di perusahaan. Sehingga tidak ada masalah kolaborasi dalam bahasa, misalnya. Jadi kami perlu melakukan perubahan-perubahan untuk memastikan bahwa kami mengerjakan hal dengan benar.

Anda membangun Traveloka saat berumur 20-an tahun. Sekarang staf perusahaan sekitar 2.300 orang, bagaimana Anda belajar untuk mengelolanya?

Sangat sulit memang untuk mengerahkan ribuan orang yang berbeda dari Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, untuk dapat benar-benar bekerja bersama. Orang-orang dengan perbedaan budaya, pengalaman, harapan, dan bagaimana kami harus bekerja sama dan menyatukan mereka, dan memastikan misi tercapai adalah hal yang sulit.

Pengalaman saya, kita perlu mempelajari psikologi untuk memahami manusia dan pola pikir. Sekadar untuk memahami, sembari terus bekerja dan berharap menemukan solusi. Kita perlu mengalami, melihat, dan mengamati.

turis domestik
turis domestik (ANTARA FOTO/R Rekotomo)

Bagaimana Anda memandang kompetisi antar penyedia aplikasi perjalanan?

Dengan berkompetisi, akan semakin banyak pilihan, kami pun menjadi lebih tertantang untuk menjadi lebih baik.

Kami sebenarnya masuk agak telat tahun 2012, saat itu sudah banyak perusahaan dari Amerika yang sudah berkembang di sana dan Indonesia. Tapi yang kami lakukan berbeda, bukan cuma punya kemampuan teknologi untuk menciptakan produk yang kompetitif, tapi kami juga sangat mengerti sekali (dengan kebiasaan pelanggan) dan itu yang membuat kami berbeda.

Bisa dilihat Traveloka dinobatkan menjadi sebagai aplikasi yang populer di Indonesia berdasarkan report dari perusahaan global yang memonitor seluruh penjualan tiket di dunia. Kami nomor satu dan akan selalu dipakai oleh orang Indonesia ketika bepergian.

Bagaimana membuat Traveloka terus berkembang?

Awalnya memang dari pengalaman personal bahwa saat itu saya sedang kerja di luar negeri dan ingin pulang ke Padang dan saya susah mencari tiket. Sejak itu sampai sekarang saya terus melihat di lingkungan sekitar, apa yang menjadi masalah dan apa yang dapat kami bantu mengatasinya dengan teknologi dalam lingkup travel.

Kami selalu melihat apa saja kebutuhan pelanggan. Harus peka sekali. Saya juga menjadi pelanggan Traveloka, karyawan, juga teman-teman pun seperti itu. Sehingga mendapat feedback banyak sekali dan idenya tak pernah habis. Ide sangat banyak, tapi tentunya harus prioritas mana yang merupakan masalah utama yang perlu segera diselesaikan.

Makanya kami selalu aktif launching produk dan fitur baru. Untuk pesawat, awalnya hanya bisa membeli tiket, sekarang bisa online schedule, monitor promosi, notifikasi ketika harga tiket turun. Bisa juga online refund, online checking, dan lainnya.

Boleh dibilang kami yang paling mendalam mengenali kebutuhan pelanggan, apa yang sebenarnya menjadi problem mereka. Aplikasi yang lain kan hanya menjual tiket saja, namun kami sangat dalam karena melihatnya bukan sekedar transaksi tapi sebagai platform yang sebisa mungkin membantu segala hal yang berhubungan dengan perjalanan.

(Baca juga: Traveloka jadi Sponsor Piala Dunia Sepakbola 2018)

Seberapa besar mengembangkan riset?

Kami fokus sekali, perusahaan kami memiliki lini recearch and  development yang besar di Indonesia. Sepertiga dari total karyawan bekerja di bagian pengembangan produk. Bukan hanya produk yang baru, tapi yang telah dipakai sehari-hari agar lancar dan bagus. Banyak orang yang mengandalkan kami, jadi bila terjadi apa-apa tanggung jawab kami besar.

Apakah Traveloka masih mencari investor?

Terakhir dapat (tambahan modal) tahun 2016 dengan Expedia dll. Banyak hal yang bisa didapat bukan hanya kapital tapi sharing knowledge. Dengan bergabungnya Expedia yang sangat kuat posisinya di Amerika, jadi bisa saling tukar (pengetahuan), juga bagaimana bila orang Indonesia ke Eropa dan lainnya.

Perkembangan digital di Indonesia dianggap mirip seperti Tiongkok beberapa tahun yang lalu. Bagaimana menurut Anda?

Ekosistemnya sangat berbeda. Secara personal yang saya pelajari, saya pikir kita perlu berhati-hati untuk tidak membuat perbandingan.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...