Bukan Pesaing, Kami Pelengkap Pertamina

Arnold Sirait
30 Mei 2017, 15:16
Tumbur Saka
Dok. Pribadi

Bagaimana kalau nanti ada blok baru?

Blok baru ya bisa diajukan (pakai skema gross split).

Saat ini ada blok baru yang sedang tahap penjajakan?
Join study iya. Ada beberapa di seluruh Indonesia. Ada 5 sampai 6 join study. Nanti pakai gross split atau tidak, kami lihat lagi.

Mengapa Saka membeli hak kelola Blok Sanga-sanga yang akan habis kontraknya dan selanjutnya dikelola Pertamina?

Saka itu bukan mau bersaing dengan Pertamina. Kami pelengkapnya Pertamina. Kedua, kami membantu PGN yang membangun infrastruktur. Kami cari sumbernya (gas), PGN yang membangun infrastrukturnya. Gasnya mau dialokasikan ke mana, itu urusan pemerintah. Tapi yang penting adanya sumber gas dan PGN bisa membangun.

PGN itu perusahaan infrastruktur. Karena itu, tugas kami adalah membantu PGN untuk membangun infrastruktur. Di Kalimantan belum ada infrastrukturnya PGN. Tidak ada sama sekali. Untuk membangunnya, kami harus punya sumber gasnya sama manusia untuk membangunnya. Karena itulah kami mengambil Sanga-sanga.

Rig Migas Lepas Pantai Pertamina Hulu Energi

Apakah masih ekonomis karena blok itu akan habis kontraknya?

Masih. Nanti kami akan bisa mengajukan perpanjangan kontraknya. Kami obyektifnya membangun infrastruktur. Kalau punya Sanga-sanga, kami akan eksplorasi. Ada gasnya, bangun pipa.

Bagaimana kalau pemerintah menyerahkan Blok Sanga-sanga ke Pertamina?

Pertamina diserahkan mungkin jadi mayoritas. Tapi kami tetap mengharapkan nanti kami tetap menjadi operator, meskipun bukan mayoritas. Jadi kami bisa mengontrol biayanya.

Selain itu, kalau diserahkan ke Pertamina berarti pembangunan infrastruktur gas di Kalimantan akan tertunda. Sebab, Pertamina itu fokusnya tidak bangun infrastruktur tapi menyiapkan energi untuk Indonesia. Sedangkan PGN itu infrastructure company.

Mengapa harus memiliki blok, tidak mengambil pasokan gas dari sumur pihak lain?

Bukan pertimbangan ekonomis, tapi tidak ada yang mau memberikan gasnya. Selama ini gas Sanga-sanga kan diekspor. Sekarang kalau kami kelola sendiri blok itu, tidak perlu diekspor lagi.

Mengapa Saka dan PGN tertarik membangun infrastruktur gas di sana?

Kalau ada infrastruktur maka ada industri. Kami bangun infrastruktur supaya industrinya tumbuh. Apalagi sudah ada industrinya tapi belum tumbuh sehingga orang lari ke Jawa. Kami ingin industri tumbuh di tempat gasnya. Jadikan infrastrukturnya dulu baru pelanggan akan datang. Jangan dibalik.

Bagaimana dengan langkah pemerintah menurunkan harga gas?

Itu lebih  ke downstream (hilir). Di upstream (hulu) itu lapangannya akan dikembangkan kalau ekonomis. Jadi tergantung lapangannya. Kalau deepwater (laut dalam) dengan harga gas sebesar itu (setelah diturunkan) tidak akan jalan proyeknya. Tapi kalau onshore (darat) dengan harga gas US$ 3, masih jalan proyeknya.

Bagaimana proyek ke depan Saka?

Kami fokus PGN membangun infrastruktur. Kami menyeimbangkan pasokannya. Makanya kami punya (ladang gas) di Amerika Serikat. Kami bisa bawa ke Indonesia atau ditukar, daripada ekspor. Produksi kami di Amerika 200 mmscfd. Kalau ada penambahan infrastruktur maka ada kebutuhan gas sehingga kami tentu akan menambah pula asetnya.

Bagaimana roadmap pengembangan infrastruktur gas oleh PGN?

PGN itu punya infrastruktur di Sumatera dan Jawa Barat. Tapi, di seluruh daerah bagian timur tidak ada infrastruktur. Kami akan mengarah ke sana, seperti halnya Presiden Joko Widodo membangun jalan tol ke timur Indonesia. Di samping tol itu ada infrastruktur.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...