Indonesia Bisa Jadi Negara Superpower Bidang Lingkungan Hidup

Image title
27 September 2020, 09:00
Presdir PT Rimba Makmur Utama Dharsono Hartono
Katadata
CEO PT Rimba Makmur Utama Dharsono Hartono

Menyapa proyek Katingan ini bisa dikatakan yang terbesar di dunia ?

Kalau dari emisi karbon yang kami cegah atau kredit karbon yang dihasilkan itu masih terbesar di dunia. Karena 150 ribu hektare itu areal gambut yang bisa memiliki kredit karbon 10 sampai 20 kali lebih banyak daripada hutan biasa. Makanya kredit karbon yang kami hasilkan 7 juta ton per tahun itu jadi proyek paling besar di dunia.

Untuk konservasi yang RMU lakukan dalam bentuk apa saja?

Yang kami lakukan mengembangkan kapasitas serta identifikasi pekerjaan masyarakat agar bisa lebih produktif dan punya nilai tambah. Ini agar mereka tidak harus menebang hutan atau bakar lahan.

Caranya seperti apa mendekati masyarakat ini ?

Menempatkan masyarakat sebagai partner setara, itu kunci pendekatannya. Contohnya kami mengunjungi desa-desa pada tahun 2014 untuk meyakinkan masyarakat mengubah cara bertani agar tidak bakar lahan dan pakai pupuk organik. Ternyata setelah berkunjung ke lima desa hanya dua petani yang tertarik karena tidak gampang untuk ubah paradigma dan kebiasaan mereka.

Apa masalah yang dihadapi masyarakat ?

Mereka mengalami tiga hambatan yakni akses keuangan, akses pasar dan masalah kapasitas. Makanya RMU bantu keuangan dengan microfinance agar petani berkomitmen tidak membakar, bertani tanpa bahan kimia, dan semua produk yang dihasilkan kami siap beli. Jadi kami buat ekonomi sirkular di antara mereka.

Banyak pelaku bisnis dan masyarakat Indonesia belum memahami bisnis konservasi dan kredit karbon. Bagaimana anda menjelaskannya ?

Bisnis ini untuk awam lumayan membingungkan, tapi intinya kami dapat insentif untuk menjaga lahan (hutan) supaya tidak terbakar, deforestasi, serta bisa menunjukkan penambahan nilai mata pencaharian masyarakat.  Jadi ada potensi pendapatan karena banyak perusahaan di luar negeri melihat itu.

Secara umum, apa tantangan menjalankan model bisnis ini ?

Pendekatan ini butuh waktu untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat. Selama 13 tahun kami pelan-pelan mendapatkan kepercayaan masyarakat. Orang bilang bisnis karbon sektor kehutanan itu tidak gampang karena harus transparan dalam menurunkan emisi, menambah nilai ke masyarakat dan diaudit setiap tahun.

Pemerintah menyampaikan potensi kredit karbon yang bisa didapatkan RI mencapai Rp 350 triliun. Apakah potensi bisnis ini sebesar itu ?

Sebagai proyek paling besar di dunia yang teregistrasi sampai saat ini, kami bisa buktikan ada business case untuk kegiatan ini. Indonesia dengan potensi kekayaan hutan dan mangrove bisa memberikan pendapatan sangat signifikan. Jika dulu ada perubahan paradigma membuka lahan jadi HTI atau kelapa sawit maka sekarang jadi konservasi dan restorasi. Ini yang kami lihat dalam perjalanannya ada pertumbuhan demand karena dunia mengakui kita perlu alam untuk kehidupan. Makanya kegiatan nature base solution harus ada nilainya sehingga memberikan insentif  finansial apabila bisa menjaga hutan tropis yang kandungan karbonnya luar biasa.

Apa tantangan berbisnis kredit karbon ?

Tantangan setiap daerah berbeda tapi mengubah paradigma tidak gampang. Regulasi juga rentan karena yang dijual tidak ada bentuk fisiknya meski ada Paris Agreement. Tapi saya yakin pemerintah sedang siapkan Perpres untuk meningkatkan nilai ekonomi karbon. Ini karena mereka melihat potensinya dan perlu kerja sama semua pihak untuk menurunkan emisi.

Siapa saja klien RMU dalam bisnis ini ? Bagaimana anda menawarkan bisnis ini untuk menggaet klien ?

Pertama kami dapat klien beberapa dari Jepang, setelah itu ada satu klien yang serius yaitu Shell. Kami punya proyek paling besar di dunia dan sangat transparan dalam kegiatan sehingga orang tahu kita dibanding kita tahu mereka. Dengan transparansi dan komunikasi bersama semua stakeholder, mereka akan melihat kami serius untuk jangka panjang. Salah satunya Shell yang 2 sampai 3 tahun terakhir kerja sama karena ada perubahan paradigma mendasar di negara maju. Sekarang banyak perusahaan minyak turunkan emisi dan milenial sekarang care terhadap isu lingkungan. Terakhir, selama dua tahun terakhir adawillingness to pay.

Ada masukan buat pemerintah agar bisnis ini semakin menarik ?

Pemerintah mengakui ini perlu kolaborasi semua pihak mulai dari komunitas sampai masyarakat. Ini karena yang kami jual itu ujungnya sertifikat jasa lingkungan sehingga kredibilitas dan integritas sistem jadi hal penting. Potensi ini menjanjikan dan kami diberikan kesempatan untuk ini. Cuma, peluang itu sekali saja, kalau (kebijakannya) salah arah malah bisa jadi hambatan untuk di depannya. Tapi saya yakin pemerintah akan kolaboratif karena Indonesia punya potensi untuk jadi environmental super power.

Ini merupakan bisnis jangka panjang, berapa tenaga kerja yang diperlukan untuk konservasi ?

Tahun 2007 sampai 2013 itu saya satu-satunya pegawai tapi sekarang lebih dari 300. Saat kemarau kami bahkan berdayakan 800 warga untuk bikin regu siaga api, setiap tahun bisa lebih dari 1.000. Ada mitos masyarakat lokal tidak mampu, justru lebih dari 80% pegawai PT RMU adalah warga lokal. Kami banyak menangkal mitos yang ada di perusahaan sektor lahan, asalkan transparan, dapat kepercayaan masyarakat, dan menggali potensi SDM dari wilayah tersebut.

Rencana RMU ke depannya apa yang perlu dicapai?

Di Katingan sendiri banyak yang mau kami kerjakan. Contohnya meningkatkan nilai tambah pertanian seperti gula kelapa, vanilla, mete. Ada juga potensi membangun renewable energy dari wilayah sungai. Intinya potensi lima tahun ke depan masih banyak yang bisa dilakukan di Katingan untuk memberdayakan masyarakat. Ukurannya berdasarkan 9 dari 17 tolak ukur dalam SDG’s yang akan kami paparkan ke pembeli karbon dan investor.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...