Meski Ada Perselisihan Dagang, Relasi Indonesia dan UE Tetap Solid
Bagaimana aturan ini diimplementasikan?
Sederhana. Tidak ada kewajiban khusus bagi Pemerintah Indonesia. Kewajiban justru ada pada importir di Eropa yang harus menyediakan uji tuntas, yang menyebut produk yang diimpor tidak menyebabkan deforestasi. Kita akan mengandalkan tools-tools yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, sudah ada Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), ini yang mau kita andalkan juga.
Aturan ini menyebut batas waktu deforestasi di 2020?
Iya betul. Itu kita pilih karena berkaitan dengan waktu SDG’s disepakati oleh negara-negara di dunia, termasuk oleh Indonesia. Kita tidak akan menghukum negara produsen atas apa yang terjadi di masa lalu. Kita lebih melihat bagaimana kebijakan saat ini. Ini juga berlaku terhadap perusahaan di dalam UE, jadi tidak ada diskriminasi.
Ada spesifik target komoditas yang disasar?
Saat ini ada delapan komoditas yang kita sasar. Ada kedelai, CPO, kayu, daging sapi, kakao, karet, kopi dan beberapa produk turunan seperti kulit cokelat, dan furnitur. Pemilihan komoditas ini berbasis studi yang kami rasa berhubungan erat dengan deforestasi. Komoditas-komoditas ini nanti akan kita tinjau ulang dalam beberapa tahun ke depan.
Beredar kabar Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan berkolaborasi merespons kebijakan ini, bagaimana UE menanggapinya?
Kami mengundang pejabat dari kedua negara untuk berdiskusi. Para petinggi kedua negara akan datang ke kantor pusat UE di Brussel untuk menjernihkan persoalan agar tidak timbul kesalahpahaman. Kami juga merasa ini masa yang penting untuk konsultasi. Saya juga sudah bertemu dengan banyak pejabat, perwakilan perusahaan untuk menjelaskan sistemnya.
Kita ingin meringankan kekhawatiran yang saat ini masih ada. Sebetulnya ada pemahaman bahwa ini adalah tujuan bersama yang harus kita kejar. Indonesia ingin menyetop deforestasi, begitu juga dengan kami. Jadi tujuannya identik, tinggal kita cari solusi bersama.
Tahun ini Indonesia akan menjadi tuan rumah Asean Summit, bagaimana Anda melihat peran Indonesia dalam Keketuaan Asean?
Kawasan Asean kini menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi. Itu sangat relevan untuk kami. Jadi kami terbuka dengan kolaborasi, fasilitasi perdagangan dan isu keberlanjutan yang juga menjadi fokus Asean. Selain itu, isu global saat ini tidak stabil dan kami merasa ada isu-isu strategis yang yang menjadi kepentingan bersama.