Meutya Hafid: Berpolitik Sampai Representasi Perempuan Melebihi 25%

Leoni Susanto
Oleh Leoni Susanto - Reza Pahlevi
3 April 2024, 08:37
Meutya Hafid
Katadata/Bintan Insani
Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid

WHO menyatakan infertilitas sebagai kategori disease, penyakit. Ketika bertemu dengan Pak Menkes, saya mendorong mereka yang punya persoalan infertilitas dapat di-cover, misalnya melalui BPJS Kesehatan. Harus ada perhatian dari pemerintah karena ini merupakan penyakit, tetapi masih dianggap tabu oleh masyarakat.

Saya juga mengedukasi, menjelaskan ke perempuan-perempuan bahwa 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami infertility issue, dan yang disalahkan pasti perempuan. Di keluarga biasanya yang ditekan adalah perempuan, tanpa ada dukungan dan tanpa ada solusi. Malah ada yang ditinggal suaminya. 

Setiap saya kampanye, banyak sekali cerita-cerita dari mereka yang di luar prediksi tetapi justru semakin menguatkan saya. Mereka bercerita, “Bu, anak saya juga belum punya anak sudah lima tahun.” “Anak saya sudah keguguran sampai tiga kali”. 

Karena itu, dalam kampanye bukan cuma jumlah (titik kunjungan) yang menentukan, tetapi bagaimana kita mengikat emosi melalui berbagai kesamaan sebagai perempuan. Hal-hal itu malah mendekatkan saya dengan perempuan-perempuan lain secara bermakna.

Apa yang menjadi pertimbangan untuk kembali nyaleg dalam kondisi sedang mempersiapkan kelahiran anak yang ditunggu-tunggu selama sepuluh tahun?

(Catatan: Meutya Hafid melahirkan seorang puteri pada Jumat, 9 September 2022. Sedangkan tahapan awal dalam pemilu yaitu Perencanaan Program dan Anggaran dan Penyusunan Peraturan KPU dilaksanakan pada 14 Juni 2022.)

Ketika anak saya lahir, tahun politik sudah dimulai. Dua minggu pascakelahiran, saya bawa dia ke DPR, ikut saya bekerja. Ada yang mengatakan, “Kok, tidak kasihan sama bayinya,” tetapi waktu itu saya berpikir lebih baik dia bersama saya supaya dapat memberikan ASI secara langsung. 

Dengan berbagai risiko yang ada, tetap saya ajak ke mana-mana. Di usia tiga bulan, saya ajak bertemu dengan parlemen Inggris. Saya bawa bertemu dengan Richard Graham. Dari situ saya melihat bayi saya sepertinya kuat diajak ke mana-mana. 

Saya ingin menunjukkan perempuan bisa berkarier. Memang ada yang ingin saya lanjutkan di DPR, tapi hal lainnya saya ingin membuktikan perempuan bisa juggle. Saya tidak menyalahkan perempuan yang memilih di rumah saja. Hanya saja, jangan memilih karena tekanan society yang kejam terhadap perempuan yang bekerja.

Dalam lima tahun ke depan, kira-kira apa isu yang akan Anda perjuangkan di parlemen terkait dengan perempuan?

Salah satunya masalah infertilitas supaya dapat support dari pemerintah. BPJS Kesehatan itu hanya salah satu program dari program-program lainnya nanti. Infertilitas ini dialami 1 dari 10 perempuan di Indonesia, dan berdampak ke psikis. Banyak sekali yang kesehatan psikisnya terganggu karena tertekan oleh lingkungan. 

Tetapi, saya belum tahu di komisi mana nanti saya ditempatkan.

Apa yang akan diperjuangkan apabila ditempatkan di Komisi I lagi?

Kalau dilihat dari pengalaman kemarin, saya selalu bertanya kepada panglima dan kepala staf mengenai level tertinggi perempuan di TNI. Kita belum punya jenderal yang perempuan. Kalaupun ada, masih sangat sedikit. Seharusnya ada banyak ruang untuk perempuan berkiprah dengan baik di TNI melalui operasi militer selain perang. 

Saya pikir, modernisasi TNI sudah harus sampai pada memiliki perspektif gender yang baik, bukan hanya mengenai alutsista. Dengan lebih banyak ruang terbuka untuk perempuan, modernisasi di tubuh TNI akan terjadi dan membawa kebaikan.

Kemudian Komisi I terkait pula dengan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi untuk UMKM sangat membantu perempuan. Salah satunya untuk mengejar kemajuan dalam pendidikan. Dengan adanya perkembangan internet, mereka bisa mengejar pendidikan non formal dan mendapatkan beragam ilmu pengetahuan sebagai cara untuk mengatasi pembatasan dari keluarga untuk mengecap pendidikan formal. Ketika mereka tidak diizinkan melanjutkan sekolah, mereka bisa belajar melalui internet.

Kemajuan itu juga mendukung UMKM yang pelakunya lebih dari 60% adalah perempuan. Indonesia saat ini mendorong UMKM go digital, di Komisi I, kami ingin mendorong agar UMKM segera bermigrasi ke digital.

Terkait kejahatan siber dan perlindungan data pribadi, kejahatan-kejahatan siber banyak yang menyasar perempuan diarahkan. Jadi, perlindungan data dan keamanan siber itu juga akan kami dorong untuk terus ditingkatkan. Itu kalau saya kembali berada di Komisi I. Kalau di komisi lain, nanti kita lihat.

Anda mau menekuni karier di dunia politik sampai kapan?

It's like there’s no… ujungnya. Mungkin ketika keterwakilan perempuan sudah lebih banyak. Let’s set the target, mungkin kalau keterwakilan perempuan sudah di atas 25%? We will see. Kemarin itu sebenarnya kita 19 koma sekian persen, tapi karena ada pergantian antar waktu (PAW)  dan digantikan makanya sampai 20%. Tapi secara pribadi, saya maunya 30%.

Halaman:
Reporter: Leoni Susanto, Reza Pahlevi
Editor: Dini Pramita
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...