Sosok Adi Utarini, Orang Berpengaruh Dunia yang Disanjung Chatib Basri

Intan Nirmala Sari
17 September 2021, 21:42
Adi Utarini, Daftar Orang Berpengaruh, Majalah Time
Katadata/Instagram

Orang Indonesia kembali mengukir prestasi membanggakan. Kali ini datang dari Adi Utarini, perempuan kelahiran 4 Juni 1965 yang masuk ke dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh versi majalah Time 2021.

Utarini merupakan seorang pengajar dan peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada (UGM). Desember tahun lalu, dia sempat dianugerahi penghargaan 10 peneliti paling berpengaruh di dunia oleh jurnal ilmiah Nature, terkait penelitiannya tentang pengurangan demam berdarah dengue melalui intervensi nyamuk ber-wolbachia di Yogyakarta.

Prestasi membanggakan tersebut juga diapresiasi Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) periode Mei 2013 hingga Oktober 2014, Muhammad Chatib Basri. “Sebuah kebanggaan untuk Indonesia. Luar biasa untuk kontribusi yang amat penting ini,” ujar Chatib dalam cuitannya di Twitter, Kamis (16/9).

Sementara itu, mantan istri Bos Microsoft, Melinda Gates bercerita bahwa beberapa tahun lalu dalam perjalanan ke Indonesia, dia mengunjungi sebuah keluarga dekat lab Adi Utarini di Yogyakarta. Melinda memuji Utarini dan timnya dalam memerangi demam berdarah (DBD).

Menurut dia, upaya tersebut merupakan kemajuan besar saat penyakit menular seperti demam berdarah bisa menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Demam berdarah telah mengancam hampir 400 juta orang setiap tahun dan diklaim WHO sebagai salah satu dari 10 penyakit terbesar yang mengancam kesehatan dunia.

“Saya ingin mendengar bagaimana dia berhasil meyakinkan mereka (warga) untuk membiarkannya melepaskan sekawanan nyamuk di sekitar lingkungan mereka,” ujar Melinda dilansir dari laman Time, Rabu (15/9).

Melansir laman resmi Health Policy and Management (HPM) FK UGM, Utarini menempati peringkat ke-311 sebagai peneliti terbaik Indonesia di semua mata pelajaran yang diterbitkan Webometrics 2017. Dia juga menerbitkan sekitar 30 jurnal kesehatan internasional, di mana penelitiannya fokus pada manajemen pengendalian penyakit dan kualitas perawatan kesehatan, khususnya dalam pengaturan perawatan rumah sakit.

Wanita yang akrab disapa Prof Uut ini menggunakan penelitian kualitatif dan penelitian metode campuran dalam perawatan kesehatan. Dia merupakan pemimpin dari Proyek Penghilangan Demam Berdarah (EDP) di Yogyakarta sejak 2013.

Proyek tersebut menerapkan intervensi Wolbachia Aedes Aegypti untuk menekan kasus demam berdarah di Yogyakarta. Wolbachia merupakan bakteri yang terdapat pada 60% serangga seperti kupu-kupu dan lebah.

Bakteri itu pertama kali diidentifikasi oleh Marshall Hertig dan S. Burt Wolbach pada 1924. Belakangan, penelitian terbaru menunjukkan nyamuk yang memiliki kandungan wolbachia pada tubuhnya tidak bisa menyebarkan penyakit DBD. Wolbachia juga terbukti aman bagi manusia, binatang, dan lingkungan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...