Survei: Lebih Separuh Masyarakat Tolak Vaksin Ketiga Berbayar

Intan Nirmala Sari
26 September 2021, 20:02
Vaksin, survei, Covid-19, Gerakan 3M
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.
Petugas medis menunjukkan vaksin Moderna saat vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (13/8/2021). Sebanyak 3000 tenaga kesehatan di Sidoarjo mendapatkan vaksinasi tahap ketiga sebagai booster agar antibodi di dalam tubuh membentuk sistem imun yang kuat. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.

Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan 53,9% masyarakat Indonesia menolak membayar vaksin ketiga alias booster. Sedangkan 34,2% responden cenderung setuju untuk membayar.

Survei dilakukan terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia pada September 2021. Survei ini menggunakan metode simple random sampling yang memiliki toleransi kesalahan atau margin of error (MoE) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Advertisement

"Banyak warga yang mampu membayar untuk mendapatkan vaksin, sehingga pemerintah sebaiknya juga menyediakan vaksin (berbayar), namun sebagian besar tidak setuju,” kata Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan virtualnya, Minggu (26/9).

Secara rinci, terdapat 30,1% responden yang menyatakan kesediaan untuk membayar vaksin. Kendati demikian, responden yang menyatakan tidak setuju adanya vaksin berbayar mencapai 44,2%. Sedangkan 13,7% mengatakan sangat tidak setuju.

Pada survei sebelumnya, periode 30 Juli-4 Agustus 2021, kesediaan untuk membayar vaksin hanya sebesar 20,2% saja. Sementara itu, sebanyak 76,4% responden menyatakan tidak setuju akan kehadiran vaksin berbayar.

Burhanuddin menjelaskan mayoritas warga menentang penyediaan vaksin berbayar oleh pemerintah, termasuk bagi warga yang mampu dan bersedia membayar. Penyediaan vaksin berbayar bisa mendorong percepatan program vaksinasi. Namun, jika dipaksakan menjalankan program yang kurang atau tidak didukung publik akan berdampak buruk terhadap pemerintah sendiri.

Sementara itu, Vaksin Nusantara dan Merah-Putih masih minim diketahui warga. Untuk Vaksin Merah-Putih, baru 19% responden yang mengetahui vaksin jenis ini. Di antara warga yang tahu tersebut, mayoritas bersedia divaksin menggunakan masing-masing vaksin lokal tersebu.

"Dua produk ini potensial mendapat penerimaan yang tinggi oleh warga, sebaiknya menjadi pertimbangan untuk realisasinya ke depan," ujarnya.

Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono mengatakan kenaikan jumlah kasus Covid-19 mendorong kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Selain itu, ketersediaan vaksin cukup terbantu dengan hadirnya donasi vaksin dari Amerika, Cina, Australia, Belanda dan negara lainnya. 

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement