Sinyal The Fed Tunda Pengetatan Stimulus Mengerek Harga Emas Antam

Intan Nirmala Sari
24 Agustus 2021, 09:00
harga emas, amerika serikat, the federal reserve, aneka tambang (antam), investasi, dolar AS, berita hari ini
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pramuniaga menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Senin (6/1/2020). Pengusaha emas setempat mengaku kenaikan harga emas Antam terutama untuk berat satu gram yang mencapai rekor tertinggi yakni Rp819.000, membuat permintaan logam mulia tersebut menurun sekitar 15 persen.

Pergerakan harga emas kembali naik ke level psikologisnya US$ 1.800 per troy ons karena indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat melemah. Kondisi tersebut terjadi seiring meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terkait penyebaran Covid-19 varian Delta dan memungkinkan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) mengubah arah kebijakannya.

Harga emas PT Aneka Tambang (Antam) naik Rp 7.000 ke level Rp 953 ribu per gram pada perdagangan hari ini (24/8). Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau harga jual emas naik lebih tinggi  yakni Rp 9.000 ke level Rp 837 ribu per gram.

Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Desember 2021 turun 0,06% ke level US$ 1.805,3 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) turun 0,16% ke level US$ 1.802,6 per troy ons. Adapun untuk indeks dolar AS spot naik 0,09% ke 93,04.

“Saham naik, dolar AS turun, semuanya didorong kemungkinan The Fed akan melanjutkan stimulus lebih lanjut karena varian Delta,” kata Ahli strategi pasar RJO Futures Bob Haberkorn dilansir dari Reuters, Senin (23/8).

Harga emas dan pergerakan indeks dolar AS saling berkaitan. Keduanya dianggap sebagai aset lindung nilai alias safe haven ketika kondisi ekonomi dan politik menghadapi ketidakpastian. Indeks dolar AS yang tinggi akan berdampak pada besarnya biaya kepemilikan emas, sehingga mampu menekan harga logam kuning tersebut.

Pekan ini The Fed akan menggelar simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming secara virtual. Pertemuan tersebut akan fokus pada pidato Gubernur The Fed Jerome Powell terkait kondisi ekonomi AS dan arah kebijakan moneter.

Haberkorn mengatakan pelaku pasar memprediksi The Fed belum akan melonggarkan kebijakan moenternya dalam waktu dekat. “Ini membuat emas dan perak bullish(naik),” ujarnya.

Analis FXTM Lukman Otunuga mengatakan harga emas membutuhkan penopang tambahan untuk bisa tumbuh lebih tinggi di atas US$ 1.800 per troy ons. “Jika data ekonomi yang diharapkan pekan ini menunjukkan angka positif, itu dapat memicu ekspektasi pengetatan kebijakan The Fed yang akhirnya mendorong dolar AS dan melemahkan emas,” kata Otunuga.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...