Dolar AS Sempat Lesu, Harga Emas Naik Terbatas Jelang Rilis Data AS

Intan Nirmala Sari
2 September 2021, 09:17
harga emas, amerika serikat, the federal reserve, dolar AS, berita hari ini
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia, Jakarta, Senin (9/12/2019). Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Senin (9/12) Rp 744.000 per gram, turun Rp 3.000 dibandingkan harga emas pada Minggu (8/12).

Pergerakan harga emas berhasil naik meskipun masih terbatas, berkat indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat melemah. Di samping itu, pelaku pasar masih menunggu laporan tenaga kerja AS yang rencananya dirilis pekan ini. Data tersebut menjadi salah satu faktor penentu arah kebijakan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) ke depan.

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk turun Rp 2.000 ke level Rp 939 ribu per gram pada perdagangan hari ini (2/9). Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau harga jual emas juga turun ke level Rp 832 ribu per gram.

Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Desember 2021 naik 0,07% ke level US$ 1.817,2 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) turun 0,07% ke level US$ 1.815,1 per troy ons. Adapun untuk indeks dolar AS spot naik 0,02% ke 92,47.

Melansir Reuters, harga emas masih bergerak dalam rentang sempit, seiring sikap hati-hati investor menunggu data tenaga kerja AS. Sementara itu, indeks dolar sempat koreksi setelah Laporan Ketenagakerjaan Nasional (ADP) menunjukkan pengusaha swasta AS mempekerjakan pekerja lebih sedikit pada Agustus 2021.

Harga emas dan pergerakan indeks dolar AS saling berkaitan. Keduanya dianggap sebagai aset lindung nilai alias safe haven ketika kondisi ekonomi dan politik menghadapi ketidakpastian. Indeks dolar AS yang tinggi akan berdampak pada besarnya biaya kepemilikan emas, sehingga mampu menekan harga logam kuning tersebut.

“Emas mendapatkan sedikit dorongan dari penurunan awal dolar AS, trennya menunjukkan itu semakin lesu,” kata Ahli strategi pasar senior RJO Futures Haberkorn, Rabu (1/9).

Selain itu, penguatan harga emas juga masih dipengaruhi pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell bahwa peluang untuk memangkas belanja obligasi memungkinkan tahun ini. Namun, untuk kenaikan suku bunga acuan diperkirakan tidak dalam waktu dekat.

Emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sementara kenaikan suku bunga acuan dapat meningkatkan biaya pemegang emas sehingga tidak memberikan imbal hasil.

Berdasarkan jajak pendapat Reuters, ekonomi memperkirakan laporan penggajian non petani atau non-farm payrolls (NFP) untuk Agustus 2021 meningkat 750.000.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...