Armada Blue Bird Berbasis BBM Sudah Tiada pada 2030

Intan Nirmala Sari
27 September 2022, 13:28
Wadirut Blue Bird Adrianto Andre Djokosoetono
Katadata

Beberapa waktu lalu pemerintah mengumumkan akan mengganti kendaraan dinas menjadi mobil listrik sesuai Inpres Nomor 7 Tahun 2022. Proses penggantian mobil BBM menjadi mobil listrik akan dilakukan bertahap, dengan anggaran yang disiapkan Kementerian Keuangan. 

Proses penggantian menuju kendaraan dinas berbasis listrik tersebut dilakukan dengan prinsip efisiensi. Kendaraan yang usia pakainya masih baru tidak buru-buru diganti menjadi mobil listrik. 

Tak hanya pemerintah, perusahaan swasta seperti PT Blue Bird Tbk turut gencar melakukan transisi armadanya dengan kendaraan berbahan bakar rendah emisi seperti listrik dan CNG. Targetnya, 10 % dari total armada perusahaan pada 2030 beralih ke kendaraan listrik. 

Wakil Direktur Utama Blue Bird, Adrianto Andre Djokosoetono menyampaikan, saat ini 23 % atau sekitar 2.700 mobil di Blue Bird berbahan bakar CNG. Penggunaan jenis sumber energi ini tidak akan menghilangkan 100 % emisi, meskipun pengurangan emisi karbon yang dihasilkan cukup besar.

"Tapi tidak zero emisi, tapi cukup lumayan dari segi investasi. Kecepatan implementasi lebih mudah karena beli kendaraan ICE biasa, dan di-convert dengan converter," kata Adrianto saat diwawancara Katadata.co.id beberapa waktu lalu.

Untuk mengetahui upaya yang akan dan sudah dilakukan Blue Bird dalam mendorong implementasi zero emisi, berikut wawancara lengkap Katadata bersama Adrianto Andre Djokosoetono.

Baca Juga ARTIKEL EDISI KHUSUS TERKAIT:

Bagaimana strategi Blue Bird menerapkan bauran energi dalam operasional secara umum di jangka panjang?

Jangkanya masih menengah panjang karena strategi ini sebenarnya ide awal 2017. Pada launching 2019 kami sebenarnya masih melihat implementasinya possible atau tidak. Sebab, kami sebelumnya enggak ada benchmark secara langsung, apalagi jenis kendaraannya sangat limited. Berbeda dengan sekarang yang cukup bervariasi.

Di 2019, bisa dibilang pioneering di angkutan umum belum ada, mungkin yang dimiliki pribadi juga masih sedikit. Saat ada pandemi, kami me-restragize strategi untuk melanjutkan dan kami mencanangkan visi keberlanjutan 50 % reduction carbon footprint pada 2030. 

Pada 2022 Blue Bird berencana memesan 5.000 unit armada baru, 500 di antaranya mobil listrik. Seperti apa update-nya?

Tidak dan ya. Tahun ini tidak 500 unit. Benar kami menambah, karena dari strategi 50 % reduction di 2030, kami ada beberapa sektor di situ, beberapa pilar. Ada tiga pilar kami sebagai blue corps berarti corporate governance kami lebih baik, lebih clean: blue life, blue sky. 

Blue life pillar yang lain berhubungan dengan komunitas dan sebagainya. Dari sisi kendaraan di pillar blue sky kontribusinya. Waktu itu kami bilang kira-kira up to 10 %. Kalau mencapai 50 % reduction kendaraan minimal 10 % di 2030 sudah listrik. Sedangkan sebagian besar kendaraan lainnya akan menggunakan CNG (gas alam terkompresi) atau mix

Kenapa angkanya belum besar? Terus terang visibility untuk melihat availability kendaran listrik dan harganya yang kami expect setiap tahun akan ada reduction. Tahun ini ada over demand atau supply dari kendaraan. Yang kami expect harganya makin turun, (tapi) malah semakin naik tahun ini. 

Tahun ini kami masih akan menyesuaikan komposisi dengan strategi, paling banyak masih di CNG karena pengurangan emisi cukup signifikan, tapi penggunaan kendaraan listrik kami bertambah, up to 100 unit kami tahun ini. Karena new normal ini baru terasa, jadi kami masih menjaga unsur kehati-hatian investasi kendaraan yang mahal. 

Apa kendaraan berbasis BBM pada 2030 sudah tidak ada lagi? Untuk CNG?

Kami me-visikan seperti itu, jadi yang pure BBM harapannya kemungkinan sudah tidak ada lagi. Kemungkinan besar sudah listrik, ICE (kendaraan berbahan bakar alam, bensin, solar dll) pun sudah menggunakan CNG. Terus terang CNG konsistensi dan kualitasnya harus kami monitor agar implementasi bisa dilakukan.

Berapa estimasi biaya transisi ke energi bersih untuk jangka panjang?

Contoh capex (belanja operasional) tahun ini Rp 1,2 triliun, sekitar 80 % dipakai untuk pembelian kendaraan. Mungkin sekitar 64 % dari Rp 1,2 triliun, which is around Rp 800 miliar untuk peremajaan kendaraan taxi.

Kalau diasumsikan berapa impact dari investasi, satu kendaraan full battery EV itu sama dengan empat kendaraan ICE. So that's the financial impact kalau implementasi itu dilakukan secara menyeluruh. Maka, kami lakukan secara gradual. 

Berapa besar efisiensi yang dihasilkan dengan transisi ke EV? Asumsi akan mengincar 100 % (transisi kendaraan) ke listrik?

Asumsi untuk 2030 pun belum semuanya, tergantung beberapa faktor. Pertama, harga BBM menentukan efisiensi operasional, (dengan kenaikan BBM) operasional kendaraan listrik akan lebih efisien. Sekarang 40% lebih rendah, nanti akan lebih rendah lagi, kecuali harga kelistrikan semakin naik lagi. 

Kedua ada asumsi harga EV itu akan semakin affordable, untuk kapasitas penumpang dan jarak tempuh yang comparable terhadap kendaraan yang dipakai taxi pada umumnya. Jadi kalau harganya semakin affordable, berarti gap antara return yang diperoleh dari investment, terhadap efisiensi operasional itu semakin visible. Karena itu, angka prediksi kami masih mengambil angka konservatif, dalam kondisi itu perkiraan kami 2030 itu belum semua (kendaraan listrik). Tapi tentu kami akan mengubah asumsi kalau kendaraan semakin affordable dan harga BBM semakin jauh.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...