Naskah Drama Cerita Rakyat 6 Orang, Pohon Beringin dan Telaga Warna

Ghina Aulia
16 Februari 2024, 12:26
Drama Cerita Rakyat 6 Orang
Unsplash
Ilustrasi, naskah drama.

Prabu Suwartalaya:
Sudahlah dinda jangan menangis terus. Kanda akan berusaha lagi. Kanda akan pergi ke hutan untuk bertapa agar kita cepat dikaruniai seorang anak.

Ratu Purbamanah:
Baiklah kalau begitu. Jika memang kanda harus pergi ke hutan untuk bertapa, Baiklah kanda. dinda juga turut berdo’a. hati-hati kanda.

Narator:
Pergilah Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di hutan, sang prabu terus menerus berdo’a agar dikaruniai anak.
Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu Purbamanah pun mulai hamil. Seluruh rakyat senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu Purbamanah melahirkan seorang putri.

Adegan 2:

Ratu Purbamanah: (menggendong seorang bayi)

Prabu Suwartalaya: Putri kita cantik ya, Dinda. Dan kelihatannya sangat lucu.

Ratu Purbamanah: Iya Kanda. Kita harus bersyukur akhirnya kita dikaruniai seorang anak.

Prabu Suwartalaya: Iya dinda. Putri kita ini juga manis, dan sangat menggemaskan! Oleh karena itu, bagaimana kalau kita beri nama Gilang Rukmini? Gimana dinda setuju tidak?

Ratu Purbamanah: Dinda setuju setuju saja kanda.

Narator: Sesaat raja dan ratu sedang berbahagia, datanglah penasehat kerajaan.....

Penasehat: Ampun baginda. Ini dari rakyat, mengirimkan beraneka hadiah untuk putri baginda. Mereka turut bersuka cita dan mengucapkan selamat atas kelahiran putri baginda.

Prabu Suwartalaya: Terima kasih, Paman

Narator:

Tak hanya keluarga istana yang berbahagia, rakyat turut berbahagia mendengar kabar tersebut.

Sayangnya, Gilang Rukmini tidak diasuh secara baik oleh Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah. Gilang pun tumbuh menjadi gadis yang manja dengan sifat-sifat yang kurang baik. Dia tak segan berkata kasar untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Walaupun begitu, baik Prabu Suwartalaya, Ratu Purbamanah, dan rakyat sangat mencintainya.

Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis remaja tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.

Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan.

Adegan 3

Prabu Suwartalaya: Pak, tolong buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku.

Tukang perhiasan: Dengan senang hati, Yang Mulia.

Narator: Ahli perhiasan itu lalu bekerja dengan sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri Raja.

Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu Purbamanah datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.

Adegan 4

Narator: Prabu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. Kemudian…

Prabu Suwartalaya: Putriku tercinta Gilang Rukmini, hari ini hari ulang tahunmu. aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak.

Narator: Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. Kemudian...

Gilang Rukmini: Aaahh!! Kalung apa ini?! Kalung ini jelek! Aku tak mau memakainya! (kalung dilempar)

Rakyat:
Haaahhhh??? Kalung indah terbuat dari emas permata itu dilempar begitu saja oleh putri. Sungguh ku tak menyangka putri baginda berbuat seperti itu.

Narator: Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai. Seluruh rakyat yang hadir terkejut. Tak seorangpun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba Ratu Purbamanah menangis melihat perilaku putrinya. Rakyatnya pun mengikuti menangis melihat Ratu Purbamanah menangis. Akhirnya, semua pun meneteskan air mata, hingga istana basah oleh air mata mereka.

Ratu Purbamanah: (menangis)

Narator: Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana. airnya keluar sangat deras yang makin lama makin banyak.

Narator: Setelah kejadian tersebut, rakyat berteriak teriak kebingungan, panik, ketakutan dan…
Tiba-tiba Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu danau itu makin besar dan menenggelamkan istana. Kemudian... terciptalah sebuah danau yang sangat indah.

Nama danau itu kini dikenal orang sebagai Telaga Warna. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun, orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri Gilang Rukmini yang tersebar di dasar telaga.

Demikian pembahasan tentang naskah drama cerita rakyat 6 orang dari legenda bertajuk Pohon Beringin dan Telaga Warna. Untuk pementasan yang lebih memukau, siswa dianjurkan untuk sering berlatih membaca teks serta melakukan mimik yang sesuai.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...