Biografi R.A Kartini, Pahlawan Emansipasi Perempuan Indonesia

Ghina Aulia
19 April 2024, 12:04
Biografi R.A Kartini
RRI
R.A Kartini

Meski demikian, perjuangan Kartini tidak selesai. Kartinischool semakin berkembang hingga belasan tahun setelahnya. Kartinischool diasuh oleh Yayasan van Deventer dan beroperasi di Semarang sejak tahun 1912.

Beberapa tahun setelahnya, Kartinischool berkembang pesat dan didirikan di daerah-daerah lain. di antaranya yaitu Madiun, Batavia, Buitenzorg, Malang, Cirebon, dan Pekalongan.

Gagasan Kartini dihimpun oleh Jacques Abendanon, yakni suami dari Rosa Abendanon yang kala itu menjadi Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Abendanon menerbitkan tulisan Kartini menjadi buku yang bertajuk, “Dari Kegelapan Menuju Cahaya.”

Buku-buku tentang Kartini

1. Letters from Kartini, an Indonesian Feminist 1900-1904

Letters from Kartini pertama kali diterbitkan di Den Haag pada tahun 1911 dengan judul, "Pintu Duisternis tot Licht," (dari Kegelapan ke Terang). Wanita Jawa kelahiran bangsawan bahkan lebih tak tertembus. Kehidupan seorang Raden Adjeng atau Raden Ajoe, adalah sesuatu yang terpisah.

Bahkan para pejabat dan penguasa Belanda di negara itu tidak tahu apa-apa tentang kehidupan para "putri" terpencil ini, seperti yang biasa kita sebut istri dan anak perempuan para Bupati, meskipun mereka sendiri tidak mengklaim gelar yang di Eropa berperingkat sangat tinggi.

2. Panggil Aku Kartini Saja

Panggil Saja Kartini Saja merupakan karya Pramoedya Ananta Toer, yakni pengarang kondang yang dikenal dengan tulisannya. Sementara buku ini berisi kumpulan surat dan gagasan Kartini.

Kartini digambarkan bukan hanya sebagai pelopor emansipasi. Ia juga hadir sebagai pemberi kritik terhadap feodalisme budaya Jawa di zaman itu.

3. Kartini Surat-surat kepada Ny. RM Abendanon Mandri dan Suaminya

Sebagaimana yang sudah dibahas sebelumnya, Kartini banyak mengirimkan surat kepada temannya, Rosa Abendanon. Kenangan ini dikumpulkan oleh suami Rosa, Jacques Abendanon. Kemudian dirangkum dan diterbitkan kembali dalam bentuk buku oleh Sulastin Sutrisno.

Surat yang dikirim pada 27 Oktober 1902 berisi tentang keinginannya akan kemajuan berpikir perempuan Jawa yang hidup di masa itu. Informasi lain yang ada di dalamnya yaitu Kartini yang menjadi vegetarian dengan menghindari memakan daging.

4. Aku Mau… Feminisme dan Nasionalisme (Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903)

Buku ini merangkum surat-surat Kartini yang dikirimkannya kepada Stella Zeehandelaar. Ada pun tujuan menerbitkannya sebagai buku yaitu sebagai peringatan 100 tahun wafat Kartini.

Diketahui bahwa surat-surat tersebut dihimpun oleh Dr. Joost Cote dalam bahasa Belanda. Penggalan kata “Aku mau…” dikenal sebagai motto Kartini.

Demikian pembahasan mengenai biografi R.A Kartini yang bisa dijadikan inspirasi dan renungan bagi kaum perempuan di Indonesia. Dapat diambil pelajaran bahwa hal apa pun tidak bisa dibiarkan menjadi penghalang bagi wanita untuk bebas berpikir dan bermimpi.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...