Biografi Pangeran Diponegoro, Pahlawan dari Tanah Jawa

Annisa Fianni Sisma
22 April 2024, 11:00
Ilustrasi, patung Pangeran Diponegoro.
Dok. Forum Kajian Antropologi Indonesia
Ilustrasi, patung Pangeran Diponegoro.
Button AI Summarize

Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785 dari ibu garwa ampeyan bernama R.A. Mangkarawati dan ayahnya Gusti Raden Mas Suraja, yang kemudian menjadi Hamengkubuwana III.

Diponegoro awalnya diberi nama Bendara Raden Mas Mustahar, lalu diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya, dan nama Islamnya adalah Abdul Hamid. Setelah ayahnya naik takhta, dia diwisuda sebagai Pangeran Harya Dipanegara.

Meskipun merupakan pribadi cerdas dan ahli hukum Islam dan Jawa, Diponegoro menolak menjadi raja, mengklaim bahwa ibunya bukanlah istri permaisuri yang sah. Dia lebih tertarik pada masalah keagamaan daripada pemerintahan keraton, dan memilih untuk tinggal di Tegalrejo dekat dengan keluarga putrinya.

Berkaitan dengan sosoknya, menarik mengenai Pangeran Diponegoro lebih lanjuut. Simak biografi Pangeran Diponegoro sebagai berikut.

Biografi Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro (encyclopedia.jakarta-tourism.go.id)

Pangeran Diponegoro, lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta, adalah putra dari R.A. Mangkarawati, seorang garwa ampeyan dari Pacitan, dan Gusti Raden Mas Suraja, yang kemudian menjadi Hamengkubuwana III. Dia awalnya diberi nama Bendara Raden Mas Mustahar, lalu diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya, dan nama Islamnya adalah Abdul Hamid. Setelah ayahnya naik takhta, dia diwisuda sebagai Pangeran Harya Dipanegara.

Meskipun cerdas dan ahli hukum Islam-Jawa, Diponegoro menolak menjadi raja karena ibunya bukan istri permaisuri. Dia lebih tertarik pada masalah keagamaan dan memilih tinggal di Tegalrejo dekat dengan keluarga putrinya.

Diponegoro memperhatikan masalah keraton ketika ditunjuk sebagai anggota perwalian untuk Sultan Hamengkubuwana V yang masih kecil. Tidak setuju dengan pemerintahan yang dikendalikan oleh Patih Danureja IV dan Residen Belanda, dia melakukan protes terhadap cara perwalian tersebut.

Kehidupan Sehari-hari

Pangeran Diponegoro, dalam kehidupan sehari-harinya, adalah seorang yang menyukai sirih, rokok sigaret Jawa, mengoleksi emas, dan berkebun di tempat semadi seperti Selarejo dan Selarong, menanam berbagai bunga dan sayur-sayuran.

Dia menikah delapan kali sepanjang hidupnya. Pernikahan pertamanya pada usia 27 dengan Raden Ayu Retno Madubrongto, guru agama dan putri kedua Kiai Gede Dadapan, menghasilkan seorang putra bernama Putra Diponegoro II. Pada pernikahan kedua, Diponegoro menikah dengan Raden Ajeng Supadmi, putri dari Raden Tumenggung Natawijaya III, atas permintaan Sultan Hamengkubuwana III.

Pernikahan berikutnya termasuk dengan R.A. Retnadewati, putri seorang kiai, dan Raden Ayu Citrawati, putri dari Raden Tumenggung Rangga Parwirasentika. Istri-istri tersebut meninggal ketika Diponegoro masih di Tegalrejo. Dia juga menikah dengan Raden Ayu Maduretno, yang kemudian diangkat menjadi permaisuri, dan kemudian menikah lagi dengan Raden Ayu Retnoningrum, Raden Ayu Ratnaningsih, dan R.A. Retnakumala, putri Kiai Guru Kasongan.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...