Hari Kesehatan Mental Sedunia, Sejarah, Tema dan Signifikansinya

Tifani
Oleh Tifani
10 Oktober 2022, 09:35
Hari Kesehatan Mental Sedunia
Katadata
Ilustrasi, peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022.

Pada tahun pertama pandemi Covid-19, diperkirakan ada peningkatan gangguan kecemasan dan depresi lebih dari 25%. Pada saat yang sama, layanan kesehatan mental telah sangat terganggu, dan kesenjangan pengobatan untuk kondisi kesehatan mental telah melebar.

Tumbuhnya kesenjangan sosial dan ekonomi, konflik yang berkepanjangan, kekerasan dan keadaan darurat kesehatan masyarakat mempengaruhi seluruh populasi, mengancam kemajuan menuju peningkatan kesejahteraan.

Lalu, ada pula masalah stigma dan diskriminasi yang terus menjadi penghalang bagi inklusi sosial dan akses ke perawatan kesehatan mental yang tepat.

Dalam pernyataan resminya, Sekertaris Jenderal WFMH Gabriel Ivbijaro mengatakan, bahwa ada banyak bukti bahwa pencegahan kesehatan mental dapat dilakukan dengan menggunakan intervensi berbasis bukti umum dan yang ditargetkan.

Ini dapat meningkatkan hasil bagi individu di seluruh spektrum gangguan mental. Oleh karena itu, diharapkan peran aktif dari seluruh pemangku kebijakan, serta masyarakat, dalam meningkatkan kesadaran tentang cara kerja intervensi kesehatan mental preventif.

Menurutnya, pemerintah memiliki peran untuk dimainkan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan lembaga sosial perlu diperkuat. Sebab, perubahan kebijakan sering dilihat sebagai alat untuk memberikan paket penanganan, tetapi seharusnya tidak demikian. Ia memandang, kebijakan harus dianggap sebagai paket penanganan kesehatan mental itu sendiri.

Oleh karena itu, komunitas internasional dan pihak-pihak yang membiayai layanan kesehatan perlu memahami hal ini. Sehingga, masyarakat secara global dapat mengembangkan proses terpadu yang benar-benar memberikan kesehatan mental dan kesejahteraan bagi semua penduduk.

"Tema 'Jadikan Kesehatan Mental & Kesejahteraan untuk Semua sebagai Prioritas Global' memberi kita kesempatan untuk menyalakan kembali upaya membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Kita berada di persimpangan jalan saat ini, dan sangat penting untuk mengambil jalan yang benar," ujar Ivbijaro, dalam keterangan resmi, dikutip Senin (10/10).

Tema ini dipilih karena memiliki makna kesejahteraan orang-orang dengan gangguan mental yang kurang beruntung tidak hanya ditanggung oleh pemerintah saja, namun juga masyarakat umum. Dengan demikian, siapa pun dituntut harus peduli dengan kesehatan mental.

Tips Menjaga Kesehatan Mental

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, seperti  faktor biologis seperti gen atau kimia otak memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Kemudian, pengalaman hidup seperti trauma atau pelecehan, riwayat keluarga dengan masalah kesehatan mental, gaya hidup seperti diet dan aktivitas fisik.

Dilansir dari laman unicef.org, berikut tips menjaga kesehatan mental sehari-hari.

1. Menjaga Kesehatan Fisik

Menjaga kesehatan fisik dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan. Aktiflah setidaknya selama 30 menit setiap hari, baik itu berlari, berjalan, yoga, menari, bersepeda, atau bahkan berkebun.

Makan makanan yang seimbang dan sehat dan usahakan untuk tidak menunda makan agar tidak mudah terserang penyakit. Kemudian, pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup. Bagaimana pun, pola hidup berpengaruh terhadap kesehatan mental.

2. Lakukan Aktivitas yang Digemari

Cobalah untuk terus melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bermakna, seperti memasak untuk diri sendiri atau orang yang dicintai, bermain dengan hewan peliharaan, berjalan-jalan di taman, membaca buku, atau menonton film dan serial TV.

Memiliki rutinitas yang teratur dengan aktivitas yang membuat bahagia akan membantu kamu menjaga kesehatan mental. Jadi, cobalah untuk melakukan hal-hal yang disukai.

3. Jauhi Zat Berbahaya

Hindari penggunaan zat berbahaya seperti obat-obatan, alkohol, atau tembakau untuk mengatasi tekanan mental yang dirasakan. Meskipun beragam zat berbahaya tampak membantu merasa lebih baik, tetapi efeknya hanya jangka pendek.

Berbagai zat berbahaya itu justru akan membuat merasa lebih buruk dalam jangka panjang. Zat-zat ini tidak hanya akan membahayakan diri, tetapi juga dapat menempatkan orang-orang di sekitar pada risiko penyakit atau cedera, bahkan berurusan dengan hukum.

4. Berbicara Dengan Orang yang Dipercaya

Berbicara dengan seseorang yang dipercayai, baik itu teman, anggota keluarga, atau kolega dikatakan dapat membantu. Terbuka pada seseorng yang dipercaya mungkin akan membantu merasa lebih baik.

Jika tinggal di daerah dengan interaksi tatap muka terbatas, tentu dapat memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubungan dengan orang yang dicintai. Hal itu dapat dilakukan melalui panggilan video, panggilan telepon, atau aplikasi chatting.

5. Mencari Bantuan Profesional

Jika merasa tidak dapat mengatasi stres yang tengah hadapi, carilah bantuan profesional dengan menghubungi saluran bantuan kesehatan mental setempat atau hubungi konselor atau dokter. Meskipun merasa di satu hari tengah jalani hal yang sangat berat, yakinkan kalau itu tantangan dan dapat dilalui.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...