Waspada Amoeba Pemakan Otak, Gejalanya Mirip Miningitis

Agustiyanti
29 Desember 2022, 09:31
amoeba pemakan otak, naegleria fowleri, infeksi, penyakit langka
Centers of Disease Control and Prevention
Penampakan naegleria fowleri. Tanda dan gejala infeksi amobea pemakan otak ini mirip dengan radang selaput otak atau meningitis.

Namun, kasus kesembuhan ini juga dikaitkan dengan strain naegleria fowleri yang sebenarnya mungkin kurang ganas, sehingga berkontribusi pada pemulihan pasien. Dalam percobaan laboratorium, galur ini tidak menyebabkan kerusakan sel secepat galur lainnya. Ini menunjukkan bahwa galur tersebut kurang ganas daripada galur yang pulih dari kasus fatal lainnya.

Kondisi korban selamat Meksiko tidak mulai membaik hingga 40 jam setelah masuk rumah sakit. Pada hari ke 22 masuk, tidak ada kelainan yang ditunjukkan pada pemindaian otak dan pasien dipulangkan keesokan harinya. Pasien ditindaklanjuti selama 12 bulan berikutnya tanpa kekambuhan penyakit.

Selama musim panas 2013, dua anak dengan infeksi Naegleria fowleri selamat. Kasus pertama, seorang gadis berusia 12 tahun didiagnosis dengan PAM kira-kira 30 jam setelah sakit dan memulai pengobatan yang direkomendasikan dalam waktu 36 jam.

Dia juga menerima obat penelitian miltefosine, dan pembengkakan otaknya ditangani secara agresif dengan perawatan yang mencakup hipotermia terapeutik (mendinginkan tubuh di bawah suhu tubuh normal). Kesembuhannya telah dikaitkan dengan diagnosis dan pengobatan dini dan terapi baru termasuk miltefosine dan hipotermia.

Pasien kedua, yakni seorang anak berusia 8 tahun, juga dianggap sebagai penyintas PAM meskipun ia mungkin menderita kerusakan otak permanen. Dia juga dirawat dengan miltefosine tetapi didiagnosis dan dirawat beberapa hari setelah gejalanya dimulai. Hipotermia terapeutik tidak digunakan dalam kasus ini.

Pada musim panas 2016, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dilaporkan sebagai orang keempat yang selamat dari PAM AS. Pasien ini didiagnosis dalam beberapa jam setelah datang ke rumah sakit dan dirawat dengan protokol yang sama yang digunakan untuk penyintas berusia 12 tahun pada 2013. Pasien ini juga sembuh total secara neurologis dan kembali ke sekolah.

Secara keseluruhan, prospek orang yang terkena penyakit ini buruk, meskipun diagnosis dini dan pengobatan baru dapat meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement