Peran Sayuti Melik Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Indonesia

Destiara Anggita Putri
1 Agustus 2023, 14:57
Peran Sayuti Melik
Kompas.com
Ilustrasi, Sayuti Melik.

Sayuti Melik mewakili golongan muda untuk membantu Soekarno menyusun naskah proklamasi. Sedangkan Moh Hatta dibantu oleh Sukarni. Setelah selesai dibuat, Sayuti Melik mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.

Pada awalnya, sempat terjadi perdebatan mengenai siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno mulanya mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh semua peserta yang datang, seperti deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat.

Akan tetapi, usulan tersebut ditolak oleh golongan muda yang menginginkan bebas dari pengaruh Jepang. Sayuti Melik pun akhirnya mengusulkan agar Soekarno dan Hatta saja yang menandatangani naskah proklamasi.

Alasan pemilihan Soekarno dan Hatta adalah karena kedua tokoh ini telah diakui sebagai pemimpin rakyat Indonesia. Usulan Sayuti Melik pun disetujui oleh para peserta yang datang, sehingga Soekarno dan Hatta yang menandatangani teks proklamasi atas nama rakyat Indonesia.

Peran Sayuti Melik
Peran Sayuti Melik (twitter.com/kemdikbud_ri)

2. Mengubah Tiga Kata dalam Naskah Proklamasi 

Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi yang sudah disusun bersama. Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dari Soekarno diketik oleh Sayuti Melik dengan alasan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang proklamasi. Ditemani BM Diah, Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruang bawah dekat dapur rumah Laksamana Maeda

Dalam proses pengetikan, Sayuti Melik mengubah tiga kata di dalamnya teks proklamasi yang telah disusun sebelumnya. Kata tersebut adalah kata 'tempoh' diganti menjadi 'tempo, 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diubah menjadi 'atas nama bangsa Indonesia', dan pengubahan tulisan bulan dan hari.

Peran Sayuti Melik Setelah Kemerdekaan

Pada awalnya, Sayuti Melik sangat tertarik dengan ide komunisme. Namun belum genap setahun pasca kemerdekaan, ia justru menentang gagasan tentang Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) yang digagas oleh Bung Karno. Hal ini terlihat dari tulisan-tulisannya yang  merujuk pada kritikan pedas tentang PKI yang dianggap sebagai penjilat penguasa. 

Meski memiliki peran besar pada proses kemerdekaan Indonesia,, ia tetap merasa belum merdeka.  Atas perintah Amir Sjarifuddin yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Sayuti Melik ditangkap dengan tuduhan terlibat dengan kasus makar yang pertama kali terjadi di Indonesia pada 3 Juli 1946. 

Tapi karena tidak terbukti bersalah, ia dibebaskan dari dakwaan itu dan turut melawan Belanda yang pada waktu itu ingin kembali berkuasa di Indonesia.

Tahun 1948, Sayuti kembali ditangkap Belanda dan ditahan di Ambarawa. Dia baru dibebaskan pada 1950, ketika penyerahan kedaulatan dilakukan.

Ketika masa orde baru atau di masa pemerintahan  Presiden Soeharto, nama Sayuti Melik kembali naik karena dirinya bergabung dengan partai penguasa yaitu Golkar. Pada 1971 dan 1977 bahkan Sayuti berhasil menduduki anggota MPR/DPR.

Ia baru merasakan hidup di masa Orde Baru, setelah di masa mudanya diwaranai dengan beberapa kali keluar masuk penjara. Pada27 Mei 1989, Sayuti Melik wafat di Jakarta ketika berusia 80 tahun.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...