Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Lengkap

Annisa Fianni Sisma
18 Januari 2024, 13:11
Tata Cara Shalat Gerhana Matahari
Pexels
Tata Cara Shalat Gerhana Matahari

Setelah itu, rukuk dan bangkit dari rukuk (i'tidal) sambil mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd." Setelah i'tidal, tidak langsung sujud, melainkan melanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah dan surah lain. Pada bagian berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama, hanya membaca surah Al-Fatihah dan surah Ali Imran.

Rukuk kembali dilakukan, yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya. Bangkit dari rukuk dan i'tidal yang kedua. Melakukan sujud yang panjang, mirip dengan sujud pada rukuk pertama. Setelah itu, duduk di antara dua sujud.

Sujud kedua dilakukan dengan durasi yang panjang, sejajar dengan sujud kedua pada rukuk kedua. Kemudian, bangkit dari sujud, lalu melaksanakan rakaat kedua seperti rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya. Pada rakaat kedua, disarankan membaca surah An-Nisa dan surah Al-Maidah.

Melakukan salam untuk menyelesaikan shalat. Dianjurkan untuk mendengarkan dua khutbah tausiyah setelah menyelesaikan shalat gerhana.

Ketentuan Tentang Shalat Gerhana Matahari

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari
Tata Cara Shalat Gerhana Matahari (Pexels)
 

Dalam pelaksanaannya, terdapat ketentuan yang perlu diperhatikan. Shalat gerhana dilakukan sejak terjadinya gerhana hingga berakhirnya gerhana tersebut.

Mengingat durasi waktu gerhana yang relatif singkat, jika gerhana telah berakhir tetapi shalat masih berlangsung, maka shalat tetap dilanjutkan dengan mengurangi bacaan. Pelaksanaan shalat gerhana matahari dapat dilakukan secara berjamaah, baik di dalam masjid maupun di lapangan.

Jumlah rakaat shalat gerhana matahari adalah 2 rakaat, dan urutan serta langkah-langkahnya serupa dengan shalat sunnah pada umumnya.

Keutamaan Shalat Gerhana Matahari

Setelah mengetahui tata cara shalat gerhana matahari, selanjutnya perlu diketahui terdapat keutamaan shalat gerhana matahari. Pertama, ibadah ini adalah anjuran Rasulullah. Mengamalkan salat saat menyaksikan fenomena gerhana sesuai dengan ajaran yang diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Berikutnya, pelaksanaan salat gerhana matahari bertujuan sebagai pengingat akan kedatangan hari kiamat. Gerhana matahari menjadi simbol kekuasaan Allah yang dapat menampilkan atau menyembunyikan matahari pada saat terang benderang.

Selanjutnya, pelaksanaan salat gerhana matahari bertujuan untuk menyingkirkan keyakinan-keyakinan pagan dan cerita-cerita khayal yang sering berkembang seputar gerhana. Dalam khutbah, biasanya dijelaskan bahwa gerhana adalah suatu fenomena yang terjadi karena kehendak Allah, bukan karena hal-hal mistik atau cerita khayal. Gerhana adalah tanda kekuasaan Allah SWT. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bukti tanda-tanda kekuasaan Allah. Sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salat, dan bersedekahlah," sabda Rasulullah dalam Hadis Riwayat Bukhari Muslim.

 
 

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...