Advertisement
Advertisement
Analisis | Berkah Ekonomi Korea dari Demam Drakor Saat Pandemi - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Berkah Ekonomi Korea dari Demam Drakor Saat Pandemi

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Pandemi covid-19 meningkatkan jumlah penonton drama Korea di Indonesia. Industri hiburan dan media Korea Selatan meraup untung dari ekspor.
Author's Photo
30 November 2020, 08.43
Button AI Summarize

Drama Korea semakin menemukan momentum di Indonesia seiring peralihan perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19. Kondisi ini mendorong penggunaan layanan streaming video on demand (VoD) serta berpotensi meningkatkan perekonomian Korea Selatan.  

Hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan 842 dari 924 responden atau setara 91,1% menonton drama Korea selama wabah. Jumlah ini meningkat 3,3% dari sebelum pandemi. Bahkan 8% responden mengaku sebagai penonton baru. Secara jenis kelamin, 92,6% penonton adalah perempuan.

Dari seluruh responden yang mengaku menonton drama Korea, 41,3% di antaranya mengaku melakukannya lebih dari enam kali dalam seminggu. Durasi menonton pun turut meningkat dari rata-rata 2,7 jam per hari sebelum pandemi, menjadi 4,6 jam.

Survei ini dilakukan pada April lalu atau saat pandemi baru berjalan sebulan di negeri ini. Saat itu, drama Korea yang laris di pasaran adalah The World of The Married Couple yang menceritakan keretakan rumah tangga Lee Tae Oh dan Ji Sun Woo akibat perselingkuhan. Viu dalam situs resminya mencatat seri tersebut dinikmati 55% dari total penontonnya saat masih bergulir.

Judul-judul lain drama Korea pun terus bermunculan. Salah satu yang ramai menjadi perbincangan adalah Start-Up yang menceritakan kisah pemuda Nam Do-San berusaha membuat startup dan akhirnya terjebak cinta segitiga dengan Seo-Dalmi dan Han-Jipyeong.

Analisis perbincangan di Twitter menggunakan Socialbearing pada 27 November 2020 menunjukkan 730 cuitan dengan kata kunci “drakor start-up” dalam rentang waktu satu jam antara pukul 21.00-22.00 WIB.

Peningkatan penonton drama Korea tak lepas dari masyarakat Indoesia yang lebih banyak beraktivitas secara virtual selama pandemi Covid-19. Survei Alvara menunjukkan 82,7% responden menghabiskan waktu untuk bermedia sosial, 75,1% berselancar di internet, dan 57,8% menonton film. 

Khusus aktivitas menonton film, survei Litbang Kompas menunjukkan 31% responden melakukannya melalui situs penyedia konten gratis. Sementara, 11,4% menontonnya melalui penyedia VoD berbayar, seperti Iflix, Netflix, dan Viu. Dua yang terakhir disebut sangat aktif menayangkan drama Korea, sebagai bagian dari strategi pemasarannya.   

Sejak akhir tahun lalu, Netflix meningkatkan investasinya di Korea Selatan dan menggandeng sejumlah studio besar seperti CJ ENM dan JTBC. Lebih dari 70 acara buatan kreator lokal Negeri Gingseng dirilis sebabagai konten original dan tersedia dalam 31 bahasa subtitle. Salah satunya berjudul Extracurricular yang menceritakan prostitusi remaja.

Viu melakukan hal serupa dengan menggandeng SBS dan KBS melalui Wavve, CJ ENM, dan JTBC pada Juli lalu. “Investasi kami mencakup konten pan-regional teratas, seperti Parasite hingga produksi Viu original,” kata Managing Director PCCW Media Group Janice Lee pada Juni lalu melansir Avia.org. PCCW Media Group merupakan pengelola Viu.  

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi