Pengusaha Masih Enggan Bangun Industri Manufaktur di Luar Jawa

Image title
9 Februari 2017, 16:41
Pabrik otomotif
Arief Kamaludin|KATADATA

Usaha pemerintah untuk mendorong pemerataan industri manufaktur sepertinya tak mendapat sambutan hangat. Karena infrastruktur yang memadai, pengusaha pengelola kawasan industri menilai Pulau Jawa tetap yang paling ideal untuk mengembangkan inndustri manufaktur

 “Kawasan industri itu tidak harus semuanya manufaktur. Sehingga mestinya di luar pulau Jawa kita tidak usah berkonsentrasi bangun manufaktur,” kata Chairman Jababeka Setyono Djuandi Darmono di Jakarta, Kamis (9/2).

Setyono beralasan, pengembangan kawasan industri di luar Jawa akan memakan waktu lama dan biaya yang besar karena harus diawali dengan pembangunan infrastruktur.

(Baca juga:  Tiga Kawasan Ekonomi Khusus Segera Dibangun Tahun Ini)

Ia mencontohkan, untuk mengembangkan Jababeka di Cikarang saja, pengelola merogoh kocek hingga US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Uang itu untuk membangun 600 kilometer jalan raya ke pelabuhan, lengkap dengan saluran air, gas, fiber optic hingga pembangkit listrik berdaya 1000 megawatt.

Selain biaya faktor waktu pembangunan juga harus diperhatikan. Menurutnya, Jababeka perlu 25 tahun untuk menjadi seperti sekarang. Maka untuk mengembangkan kawasan industri Sei Mangkei di Sumatera Utara misalnya, akan butuh waktu jauh lebih lama. “Untuk jargon ini menarik tapi pebangunannya itu berdarah-darah,” katanya.

Ia mencatat setidaknya ada tiga persoalan terkait pembangunan kawasan industri. Pertama, waktu pembangunan yang panjang sehingga perlu kestabilan politik. Kedua, penentuan lokasi yang tepat, terkait dengan sumber daya alam dan infrastruktur. Ketiga, dari sisi kesiapan sumberdaya manusia.  

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...