INDEF: 81% Pengemudi Ojek Online Pernah Jadi Korban Order Fiktif

Desy Setyowati
7 Juni 2018, 18:57
demonstrasi ojek online
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah pengemudi ojek berdemo di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/3/2018)

Survei Insitute for Development of Economics and Finance (INDEF) menunjukkan bahwa modus kecurangan order fiktif memang jamak terjadi di antara para mitra pengemudi transportasi online. Bahkan, 81,4% pengemudi taksi dan ojek online mengaku pernah menjadi korban order fiktif.

Di antara mereka, sebanyak 38,4% dapat sebanyak dua sampai tiga kali sepekan. Ironisnya, pelaku order palsu ini adalah rekan mereka sendiri. "Sebanyak 54% dari mereka yang (mengaku) tahu, menyampaikan kalau temannya melakukan order fiktif untuk mengejar insentif," kata Direktur Program INDEF Berly Martawardaya dalam diskusi di kantornya,Kamis (7/6).

Untuk melakukan kecurangan ini, pelaku menggunakan akun penumpang untuk mengorder ojek atau taksi online sehingga pesaingnya menjauh dari tempatnya mangkal. Dengan begitu, saingan di lokasi tersebut berkurang.

Berly menyatakan, 61,2% pengemudi ojek dan taksi online mengaku mengetahui temannya melakukan order fiktif. Di antara mereka, sebanyak 42% merupakan mitra PT Go-Jek Indonesia, 28,3% PT Grab Indonesia, dan sisanya tidak tahu nama perusahaannya.

(Baca juga: Go-Jek Siapkan Rp 7,1 Triliun untuk Ekspansi ke Empat Negara)

Dari segi jumlah kendaraan, 38,1% mitra Go-Car disebut melakukan order fiktif; 46% Go-Bike; 37,4% GrabCar; dan, 19,3% GrabBike. Dengan menggunakan banyak nomor dan akun palsu, pengemudi berpura-pura menyelesaikan perjalanan. Alhasil, peformanya positif dan mencapai target, sehingga mendapat insentif.

Karena merasa dirugikan, 34,3% pengemudi menegur langsung rekannya yang berbuat curang. Selain itu, 57% dari seluruh responden mengatakan, manajemen mengetahui mitra yang berbuat curang dan memberikan sanksi.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...