Meningkatkan Akses Air Bersih di Sekolah

Shabrina Paramacitra
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Publikasi Katadata
23 Februari 2023, 18:22
Keterbatasan akses air bersih dan minimnya edukasi tentang pentingnya konsumsi air minum berpotensi menjadi penyebab dehidrasi. Tak hanya pada orang dewasa, hal ini juga terjadi pada anak-anak.
Danone Indonesia
Tim Nazava berkolaborasi bersama AQUA memberikan edukasi seputar pentingnya menjaga kecukupan air minum bagi para siswa di Kabupaten Lebak, Banten, tahun 2021.

Air bersih dan sanitasi adalah kebutuhan yang esensial. Keduanya secara khusus dibahas dalam poin enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). 

Target dalam SDGs pada tahun 2030 adalah capaian akses universal di berbagai negara terhadap air minum dan sanitasi yang baik. Untuk itu, Pemerintah Indonesia telah menargetkan 100 persen akses air minum layak dan 15 persen akses air minum aman pada tahun 2020-2024.

Namun sayangnya, laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebutkan, 3,6 miliar orang di dunia memiliki akses air yang tidak memadai, setidaknya selama satu bulan per tahun, pada 2018. Pada tahun 2050, angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 5 miliar. 

Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2020 mengungkapkan, akses kualitas air minum aman di Indonesia masih sebesar 11,9 persen. Selain itu, sebanyak 14,8 persen rumah tangga masih menggunakan sumur gali untuk keperluan minum dengan tingkat risiko cemaran tinggi dan amat tinggi. 

Keterbatasan akses air bersih ini tak hanya terjadi di lingkungan tempat tinggal, namun juga di lingkungan pendidikan. Data Kemenkes menunjukkan, tahun lalu terdapat 293.000 sekolah yang tidak memiliki akses terhadap air minum, sanitasi, dan kebersihan dasar. Hal ini membuat siswa berpotensi mengalami dehidrasi.

Air Minum Aman untuk Sekolah
Pada tahun 2021, Nazava melakukan survei kecukupan cairan di tubuh terhadap 1.500 siswa dari 150 sekolah. Hasilnya, hanya 16 persen siswa yang minum air mineral selama waktu belajar di sekolah. Itu berarti, rata-rata siswa hanya minum sekitar 100 mililiter (ml) air. Sementara itu, sebanyak 84 persen siswa tidak minum air ketika berada di sekolah.

Tidak terpenuhinya kebutuhan hidrasi ini dapat menimbulkan berbagai potensi dampak negatif, di antaranya penurunan daya konsentrasi siswa. Sementara pada saat yang sama, banyak siswa lebih memilih membeli minuman manis ketimbang air mineral. 

Para ahli menyarankan agar anak tidak mengonsumsi gula lebih dari 24 gram, atau sekitar 5-6 sendok teh dalam sehari. Namun nyatanya, ada banyak minuman yang mengandung gula lebih dari batas tersebut. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, minuman manis dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2 pada anak.

Sadar akan berbagai kondisi tersebut, sejak tahun 2021 AQUA dan Nazava bekolaborasi untuk menyediakan filter air di sekolah-sekolah di Kabupaten Lebak, Banten. Lokasi ini dipilih karena masyarakat masih kesulitan mengakses air minum sehat akibat keterbatasan ekonomi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...