Harga BBM Naik, Apa Kelas Menengah Terdampak?

Tia Dwitiani Komalasari
3 September 2022, 15:00
Harga BBM Naik, Apa Kelas Menengah Terdampak?
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Ilustrasi. Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) Pertalite di SPBU George Obos, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (5/7/2022).

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ramai diperbincangkan hampir dua pekan terakhir ini menjadi kenyataan. Siang ini, pemerintah resmi mengumumkan harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter. Sedangkan harga Solar naik dari dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter.

Harga Pertamax yang non-subsidi juga dikerek menjadi Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500. Harga tersebut berlaku mulai Sabtu (3/9) siang ini pukul 14.30 WIB.

Advertisement

Sepekan terakhir, sinyal kenaikan harga BBM memang semakin menguat setelah Presiden Joko Widodo menyalurkan bantuan sosial senilai Rp 24,17 triliun mulai Rabu (31/8). Selain pemberian BLT BBM, pemerintah menyalurkan subsidi Rp 600 ribu bagi 16 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta.

Bantuan tunai tersebut menyasar masyarakat miskin dan rentan miskin yang dinilai paling terdampak kenaikan harga BBM. Lantas, bagaimana dampak kenaikan BBM pada masyarakat kelas menengah?

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan bahwa masyarakat kelas menengah ke bawah paling terdampak dengan kenaikan harga BBM. Daya beli golongan masyarakat ini belum pulih dari dampak pandemi Covid-19. "Mereka masih struggle untuk memenuhi kebutuhan dasarnya," kata Faisal kepada Katadata.co.id, Kamis (1/9).

Sementara kalangan menengah atas masih bisa menyerap kenaikan harga BBM terhadap anggaran belanjanya. Artinya, kalangan menengah atas tidak akan terdampak signifikan pada kenaikan BBM. Namun untuk kalangan menengah, Faisal mengatakan, akan ada penurunan disposible income atau pendapatan yang siap dibelanjakan. 

Konsumsi Kelas Menengah Terjaga

Berdasarkan data Badan Pusat statistik, konsumsi rumah tangga tumbuh impresif sebesar 5,51% pada kuartal kedua 2022. Angka tersebut naik dari kuartal sebelumnya 4,34%. Meskipun pemerintah menaikkan harga BBM, Faisal optimis jika pertumbuhan konsumsi 2022 akan terjaga di 4-5% karena ditopang oleh belanja kelas menengah atas.

Salah satu indikator masih kuatnya daya beli masyarakat menengah ke atas adalah tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan atau mal yang tumbuh 1% menjadi 78,52% pada semester pertama  2022. Perusahaan konsultan real estate, Knight Frank, menyatakan bahwa pertumbuhan okupansi mal tersebut lebih didominasi segmen premium dan grade A.

Mal inilah yang banyak dikunjungi oleh masyarakat kelas menengah ke atas. "Segmen premium dan grade A cenderung bergerak baik untuk tingkat okupansinya dibandingkan kelas-kelas lain seperti grade B dan grade C," kata Senior Research Advisor Knight Frank, Syarifah Syaukat, dalam konferensi pers virtual, Rabu (31/8).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement