BUMN Buka Opsi Impor KRL Darurat, Kemenperin Tetap Menolak

Nadya Zahira
28 April 2023, 15:25
Sejumlah penumpang keluar dari gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Manggarai, Jakarta, Senin (24/4/2023). VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyebutkan kepadatan penumpang KRL Jabodetabek sejak H+1
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU
Sejumlah penumpang keluar dari gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Manggarai, Jakarta, Senin (24/4/2023). VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyebutkan kepadatan penumpang KRL Jabodetabek sejak H+1 hingga H+2 Lebaran didominasi pengguna musiman yang memanfaatkan waktu liburnya untuk bersilaturahmi dengan kerabat ataupun berwisata ke sejumlah tempat di Jabodetabek, seperti Kota Tua, Monas, Kebun Raya Bogor, dan sejumlah obyek wisata lainnya.

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan belum menyetujui impor kereta rel listrik atau KRL bekas. Pernyataan tersebut menanggapi Kementerian BUMN yang membuka opsi impor darurat untuk beberapa gerbong KRL bekas tahun ini.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan impor KRL belum disetujui karena masih mengikuti tinjauan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP. Hasil tinjauan BPKP menyebutkan tidak merekomendasikan impor KRL. 

"Kita berpijak pada kesepakatan rapat koordinasi bersama Menko Marves, dan Pak Menperin bahwa hasil review BPKP itu yang jadi patokan, dan BPKP tidak merekomendasikan adanya impor KRL bekas," ujar Febri, saat ditemui di Kantor Kemenperin, Jumat (28/4).

Dia mengatakan, BUMN juga belum memberikan informasi langsung kepada Kemenperin terkait impor darurat KRL tersebut.  Oleh sebab itu, Kemenperin belum akan mengeluarkan rekomendasi untuk persetujuan impor tersebut. 

"Kalau dari segi prosedur, rekomendasi impormya pasti harus dari Kemenperin, dan Kementerian Perdagangan yang mengeluarkan persetujuan impor. Sekali lagi kami mengacu pada hasil review BPKP," ujar Febri.

Jumlah Armada KRL Dinilai Masih Memadai

Berdasarkan laporan BPKP, impor KRL tidak direkomendasikan karena jumlah armada yang tersedia sebelum pandemi lebih sedikit dari sekarang, namun bisa mengangkut lebih banyak penumpang.

Pada 2019, jumlah armada yang siap guna sebanyak 1.078 unit dan mampu melayani 336,3 juta penumpang. Sedangkan di 2023 dengan jumlah penumpang diperkirakan 273,6 juta penumpang, jumlah armada yang ada adalah 1.114 unit.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengungkapkan kewajaran biaya handling dan transportasi dari Jepang ke Indonesia yang diajukan PT KCI tidak dapat diyakini. Pasalnya, perhitungan biaya tersebut tidak berdasarkan survei harga, melainkan hanya berdasarkan biaya impor KRL bukan baru pada tahun 2018 ditambah 15%.

“Hasil klarifikasi dengan Pelindo, kontainer yang tersedia hanya 20 feet dan 40 feet, sehingga pengangkutan dan pengiriman kereta harus menggunakan kapal kargo sendiri. Ini tentu saja bisa menyebabkan penambahan biaya yang harus diestimasikan dengan akurat,” tutur Seto

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...