Perpres EBT Terbaru Dorong Pensiun Dini PLTU dengan Aneka Insentif

Muhamad Fajar Riyandanu
15 September 2022, 15:34
EBT, listrik
PLN
PLN telah rampungkan pembangunan PLTA Poso tahap 2 berkapasitas 200 MW, yang menjadikan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan memiliki bauran EBT tertinggi di Indonesia sebesar 40%.

Presiden Joko Widodo menerbitkan aturan percepatan penyediaan tenaga listrik yang bersumber dari pengembangan energi terbarukan atau EBT. Langkah ini sebagai strategi untuk mempercepat pensiun dini atau berakhirnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Jokowi meneken Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Aturan ini berlaku mulai 13 September 2022.

Guna mempercepat pensiun dini PLTU, pemerintah bakal memberikan dukungan fiskal melalui kerangka pendanaan dan pembiayaan termasuk blended finance yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan sumber-sumber lainnya. 

Dalam Pasal 22, pemerintah memberikan dukungan kepada badan usaha yang mengembangkan pembangkit tenaga listrik dari sumber energi terbarukan. "Badan usaha diberikan insentif dalam bentuk fiskal maupun nonfiskal," bunyi Perpres tersebut dikutip Kamis (15/9).

Badan usaha akan memperoleh insentif fiskal berupa fasilitas pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan fasilitas impor berupa pembebasan bea masuk impor dan/atau pajak. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan kepabeanan.

Insentif lain yang bakal diterima oleh badan usaha adalah fasilitas pajak bumi dan bangunan serta dukungan fasilitas pembiayaan dan/atau penjaminan melalui badan usaha milik negara yang ditugaskan pemerintah.

Hal ini juga mencakup dukungan pengembangan panas bumi. Para badan usaha juga bakal memperoleh insentif nonfiskal dari Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

"Menteri, menteri terkait, kepala lembaga, atau pemerintah daerah wajib memberikan dukungan yang diperlukan dalam pengembangan pembangkit Tenaga Listrik yang memanfaatkan sumber Energi Terbarukan sesuai dengan kewenangannya," bunyi Pasal 23 perpres tersebut.

Pemerintah juga menjamin akan mengalokasikan kompensasi tambahan atas biaya yang telah dikeluarkan PLN atas kenaikan biaya pokok pembangkit tenaga listrik karena pembeliannya dari sumber energi terbarukan.

“Pembelian tenaga listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan menyebabkan peningkatan biaya pokok pembangkit tenaga listrik PLN. PLN harus diberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan dan pembayaran dilaksanakan sesuai kemampuan keuangan negara,” bunyi Perpres.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...