Kerek Harga Karet, Pemerintah Lobi 3 Negara Produsen Utama

Miftah Ardhian
25 Agustus 2016, 13:20
Karet
Karet
Karet

Harga sejumlah komoditas masih terpuruk, termasuk karet yang sekitar US$ 2,4 per kilogram. Karena itu pemerintah mengajak tiga negara penghasil utama komoditas ini agar menekan jumlah produksinya untuk meningkatkan harganya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan karet merupakan hasil bumi yang pernah mengalami masa kejayaannya. Namun, kini harga karet mengalami masa surut. Untuk meningkatkan harganya, Darmin mengimbau Thailand, Malaysia, dan Vietnam, untuk menahan produksi.

“Yang jadi kunci adalah bagaimana bicara dengan Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Bagaimana secara bersama-sama mengurangi produksi,” kata Darmin dalam Rakernas Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2016. (Baca juga: Moratorium, Izin Sawit yang Sudah Terbit Akan Dievaluasi Lagi).

Untuk menahan produksi, kata Darmin, bisa dengan melakukan peremajaan pohon-pohon karet. Di lihat dari sisi usia pohon, tanaman karet di Indonesia tergolong yang paling tua. Karena itu, replantasi akan memberi banyak keuntungan.

Tiga indikator yang dipakai Darmin. Pertama, Indonesia produsen karet terbesar saat ini. Kedua, usia pohonnya paling tua dibanding tiga negara lain sehingga paling diuntungkan dengan replantasi. Ketiga, sebagai tanaman paling tua, kualitasnya juga paling rendah.

Darmin Nasution
Darmin Nasution
(Arief Kamaludin (Katadata))

Namun kondisi sebaliknya tidak terjadi dengan tiga produsen karet lainnya. Hal itu yang membuat negara-negara tersebut kurang semangat melakukan peremajan tanaman. (Lihat pula: Darmin: Kenaikan Harga Gula Picu Inflasi Tipis pada Juli).

Di sinilah pemerintah memiliki peran penting untuk mengadakan diskusi soal penahanan produksi karet tersebut. Namun, kata Darmin, bukan berarti para pengusaha tak perlu berandil dalam perundingan dengan pengusaha-pengusaha karet di negara-negara tersebut.

Atas hal tersebut, Ketua Umum Gapkindo Moenardji Soedargo mengatakan mendukung rencana pengurangan produksi ini. Apalagi Gapkindo sudah mengurangi ekspor karet sampai akhir tahun ini. (Baca: Moratorium Pembukaan Lahan, BPDP Sawit: Tunggu Arahan Presiden).

“Skema pengurangan ekspor memang berpengaruh terhadap peningkatan harga. Namun, masih belum signifikan. Karenanya, Gapkindo himbau ke pemerintah untuk memperluas kerja sama (pengurangan produksi) ini ke negara Asean, bukan hanya tiganegara,” kata Moenardji.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...