Berkat Efisiensi, Laba Pertamina Semester I Melonjak 221 Persen

Anggita Rezki Amelia
25 Agustus 2016, 20:47
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto
Arief Kamaludin|KATADATA
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto

Di tengah rendahnya harga minyak dunia, PT Pertamina (Persero) masih mampu mencatatkan peningkatan kinerja. Pada semester I-2016, perusahaan BUMN ini meraup laba bersih sebesar US$ 1,83 miliar. Jumlahnya melonjak 221 persen dibandingkan periode sama 2015. Pencapaian itu berkat peningkatan kinerja operasi dan program efisiensi.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, sepanjang semester I lalu Pertamina membukukan pendapatan sebesar US$ 17,19 miliar. "Berbagai inisiatif-inisiatif yang bermuara pada peningkatan kinerja, efisiensi di segala lini dan upaya-upaya penciptaan nilai tambah dari hulu ke hilir," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/8). (Baca: Pertamina Gandeng BPKP Tagih Piutang Anak Usaha Petral)

Kinerja hulu pada semester I ini mencatatkan produksi 640 ribu barel setara minyak per hari, yang terdiri dari 305 ribu barel minyak dan 1.938 mmscfd gas. Jumlahnya meningkat 16,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Adapun, transportasi gas mencapai 262 BSCF atau turun tipis sekitar satu persen terhadap realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penjualan gas perusahaan sebesar 338 ribu BBTU.

Di sisi lain, program efisiensi bertajuk "Breakthrough Project 2016" yang ditargetkan mencapai US$ 838 juta hingga akhir Juni lalu malah tercatat senilai US$ 1,21 miliar. Artinya, pencapaian itu lebih tinggi 145 persen dari target perusahaan. Hingga akhir tahun nanti, dampak finansial yang terdiri dari efisiensi dan penciptaan nilai tambah tersebut ditargetkan sebesar US$ 1,64 miliar. (Baca: Pertamina Targetkan Punya Hak Kelola Blok Migas di Rusia Tahun Ini)

Efisiensi biaya operasi hulu sebesar US$ 595 juta yang menjadi penyokong utama bagi realisasi Breakthrough Project 2016. Ini mencerminkan strategi Pertamina untuk fokus pada lapangan-lapangan kerja yang memberikan dampak finansial besar bagi perusahaan.

Pertamina juga berhasil menekan biaya pokok produksi kilang yang sebelumnya sekitar 98,2 oersen MOPS, hingga akhir Juni 2016 turun menjadi 97,5 persen. Upaya itu menjadikan harga produk kilang Pertamina lebih kompetitif. Yield valuable product kilang juga meningkat dari semula di kisaran 72,75 persen pada tahun lalu menjadi 78,65 persen. 

Adapun, penjualan bahan bakar minyak (BBM) dan non-BBM relatif stabil dibandingkan dengan tahun lalu. Penjualan BBM pada semester I lalu mencapai 31,6 juta kiloliter atau naik sekitar 5,3 persen.

Pertamina berhasil melakukan penetrasi berbagai varian produk BBM, seperti Pertalite yang penjualannya telah mencapai 1,2 juta KL. Kemudian diperkenalkannya Pertamax Turbo kepada konsumen di Eropa dan di Tanah Air, selain juga terus meningkatkan penjualan BBK Pertamax Series. (Baca: Tingkatkan TKDN, Luhut Minta Pertamina Pakai Pipa Dalam Negeri)

Di sisi lain, Pertamina terus mengembangkan infrastruktur, baik infrastruktur gas, pengolahan dan pemasaran. Beberapa proyek seperti pipa gas Arun-Belawan-KIM-KEK, Muara Karang-Muara Tawar, Gresik-Semarang, Porong-Grati mencatat kemajuan di atas 80 persen.

Infrastruktur pengolahan juga terus dipercepat, meliputi RDMP Kilang Balikpapan yang memasuki fase penuntasan Basic Engineering Design parallel pembangunan bangunan penunjang dan pengadaan long lead item. Sedangkan RDMP Cilacap dalam tahap Front End Engineering Design, dan Kilang Tuban dalam masa penuntasan Bankable Feasibility Study.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...