Hoaks Bangkitnya Komunisme Jelang Tahun Politik

Dimas Jarot Bayu
20 September 2017, 11:50
massa anti-komunisme
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas kepolisian menjaga massa yang mengepung LBH Jakarta, Minggu (17/9) malam. Massa menerima kabar bohong atau hoaks mengenai bangkitnya komunisme di media sosial.

Kabar bohong atau hoaks mengenai bangkitnya komunisme tersebar di media sosial. Penyebaran kabar bohong ini diduga terkait dengan kepentingan politik menjelang pemilihan presiden 2019. 

Kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta menjadi korban hoaks  isu komunisme pada Minggu (17/9) kemarin. Massa dari berbagai organisasi menggereduk kantor LBH saat mengadakan acara kesenian "Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demonstrasi". Kegiatan ini  sebagai bentuk keprihatinan atas pembubaran diskusi sejarah 1965 pada Sabtu, 16 September yang dihentikan atas desakan massa. 

Kepolisian mengidentifikasi massa melakukan penyerbuan setelah menerima hoaks yang memfitnah kegiatan LBH Jakarta terkait dengan dengan organisasi Partai Komunis Indonesia (PKI), organisasi yang diberangus sejak 1966. 

Saat acara musik berlangsung, massa menyerang dan bentrokan dengan aparat. Lima personel polisi diketahui mengalami luka karena terkena lemparan benda-benda tumpul dari massa.

Kabar hoaks terkait kegiatan komunisme bertebaran di media sosial. "Kami sudah capture, teliti, semoga-moga bisa dicek nanti yang menyebarkan hoaksnya," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, Selasa (19/9).

Polisi telah mengamankan 34 orang yang diduga terkait kericuhan tersebut. Polisi masih mencari tahu peran dan keterlibatan mereka saat peristiwa terjadi.

Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Asfianati sebelum kegiatan telah berulang kali mengklarifikasi hoaks yang beredar. Mereka pun menjelaskan kepada kepolisian bahwa kegiatan mereka tak terkait dengan PKI.

"Jelas hoaks atau berita-berita bohong telah disiarkan, propaganda tuduhan yang mengada-ada telah diviralkan, instruksi-instruksi untuk menyerang LBH dilakukan secara sistematis dan meluas bahwa ini acara PKI, menyanyikan lagu genjer-genjer dll, padahal sama sekali tidak ada, kami khawatir ini ditunggangi oleh pihak-pihak yang menghendaki chaos dan rusuh," kata Asfianati dalam siaran pers, Senin (19/8).

Selain kerusuhan yang terjadi di LBH Jakarta, isu bahaya komunisme menjadi perbincangan hangat setelah adanya rencana TNI Angkatan Darat memutar film Pengkhianatan Gerakan 30 September 1965.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan instruksi kepada seluruh jajarannya di daerah untuk mengajak masyarakat secara bersama-sama menonton film tersebut.

Gatot mengatakan, perintahnya untuk menonton film dimaksudkan agar kekejaman komunis versi pemerintah orde baru itu dapat disaksikan masyarakat luas. Tujuannya, lanjut Gatot, untuk mencegah munculnya gerakan serupa.

Kental Unsur Politik

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...