Advertisement
Advertisement
Analisis | Awas, Jakarta Banjir Gara-gara Alih Fungsi Danau dan Situ! - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Awas, Jakarta Banjir Gara-gara Alih Fungsi Danau dan Situ!

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Hanya 43 danau dari total 170 danau di wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabekpunjur) yang bermanfaat untuk mitigasi banjir. Selebihnya digunakan untuk penampungan air warga sekitar. Bahkan banyak situ dan danau yang sudah beralih fungsi.
Aditya Widya Putri
28 Maret 2023, 08.25
Button AI Summarize

Kini kita hidup di waktu yang tak punya batas musim yang jelas. Perubahan iklim membuat kabur musim hujan dan kemarau. Bahkan hujan seringkali datang dengan intensitas lebih tinggi tanpa kenal waktu, menyebabkan banjir di sana sini. Banjir bisa datang dengan tiba-tiba dan kuantitas yang tinggi, sehingga dampaknya lebih berbahaya dan merusak.

“Perubahan iklim berpotensi memperparah dampak negatif banjir melalui perubahan pola cuaca menjadi ekstrem dan meningkatnya intensitas hujan,” kata Aisha Marzuki, Head of Exploration, Accelerator Lab United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia kepada Katadata pada 21 Maret 2023.

Sementara tahun demi tahun manusia tampak tak berbenah diri. Hutan-hutan tetap digunduli, tata ruang kota tak pernah diperbaiki. Danau dan situ sebagai penampung air beralih fungsi atas nama pembangunan, atau tertutup berganti dengan daratan karena terus mengalami penyusutan.

“Ini termasuk penyebab banjir lain, seperti perubahan tata guna lahan, isu sampah, pembangunan skala masif, kapabilitas infrastruktur yang perlu ditingkatkan," lanjutnya.

Padahal mempertahankan atau memperbaiki bentuk danau merupakan jalan keluar paling rasional untuk mitigasi banjir. Terutama di area-area minim lahan serapan seperti perkotaan. Danau punya fungsi sebagai kantong air untuk menampung air hujan yang terjebak di jalanan berbeton dan tanah tak berpori.

Namun sayang, Jakarta, kota yang langganan banjir–juga kota-kota kecil penopangnya–justru kurang memaksimalkan fungsi danau dan situ. 

Fakta ini tercermin dalam laporan pemetaan situ oleh UNDP yang bekerja sama dengan Perkumpulan OpenStreetMap Indonesia (POI) pada periode 11-24 April 2022.

Mereka berhasil mengidentifikasi 170 danau alami dan buatan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur). Terdapat 156 situ yang badan airnya masih relatif baik, paling banyak berada di daerah Bogor yakni 88 dari 103 situ. 

Tapi dari jumlah tersebut hanya 43 situ yang punya potensi pengurangan limpasan permukaan penyebab banjir.

“Situ yang badan airnya baik belum terlalu dimanfaatkan untuk mitigasi banjir. Ada yang dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air, namun mayoritas untuk kegiatan sehari-hari warga sekitar,” jelas Aisha.

Sebanyak 14 situ mengalami alih fungsi lahan total. 

Situ Sukasari atau Rancasaat di Desa Sukasari, Rumpin, Kabupaten Bogor misalnya, sudah mengering dan berubah menjadi perkebunan kelapa. Sebagian juga berisi semak belukar. Kemudian ada juga Situ Bunder di Cimanggis, Depok yang beralih fungsi menjadi bangunan.

Situ yang beralih fungsi tersebar di daerah Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, dan Jakarta Selatan. Paling banyak berada di Bogor sejumlah empat situ, dan di Depok sebanyak tiga situ.

“Rata-rata berubah menjadi lahan perkebunan masyarakat sekitar,” terang Aisha.

Halaman:

Editor: Aditya Widya Putri