Masih Ada 400 Juta Orang di ASEAN Belum Punya Rekening Bank

Agustiyanti
29 Maret 2023, 07:44
ASEAN, inklusi keuangan, layanan keuangan
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas Felipe M. Medalla (tengah) bersama Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen (kiri) sebagai pembicara saat seminar tingkat tinggi "Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion" di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Selasa (28/3/2023). Seminar tingkat tinggi tersebut merupakan rangkaian dari ASEAN Finance and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) untuk mewujudkan tiga Priorities Economic Deliverables (PEDs).

Bank Dunia mencatat, kepemilikan rekening bank di ASEAN meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, masih terdapat sekitar 400 juta orang dari total 1,4 miliar penduduk ASEAN yang belum memiliki rekening bank.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan, ada dua kabar baik terkait inklusi finansial di ASEAN. Pertama, porsi kepemilikan rekening bank di ASEAN tumbuh pesat dari 36% pada 2014 menjadi 53% pada 2020 saat pertumbuhan rekening global stagnan di kisaran 10% per tahun. 

"Ini berarti ada tambahan 170 juta orang yang memiliki akses ke rekening perbankan. Ini signifikan," ujar Kahkonen dalam High Level Seminar Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion di Nusa Dua, Bali, Rabu (29/3).

Kabar baik kedua, menurut dia, yakni menurunnya kesenjangan gender dalam hal kepemilikan rekening bank dari 9% menjadi 6% dalam empat tahun terakhir. 

Ia menjelaskan, pertumbuhan inklusi keuangan terutama didorong oleh perkembangan teknologi finansial. Penggunaan layanan transaksi keuangan digital di ASEAN meningkat dari hanya 7% pada 2014 menjadi 23% pada 2020. 

Dalam kasus Indonesia, menurut Kahkonen, kehadiran digital platform, seperti Tokopedia dan Gojek, mendorong terjadinya transaksi keuangan digital yang ikut meningkatkan kepemilikan rekening di Bank. Kehadiran QRIS juga secara signifikan mendorong inklusi finansial. 

"Saat ini, pengguna telepon pintar di Indonesia dapat melakukan transaksi keuangan dengan lebih dari 19 juta merchant menggunakan kode QR," kata dia. 

Dibalik kecepatan pertumbuhan inklusi keuangan, menurut dia, masih terdapat ratusan juta orang di ASEAN yang belum tersentuh layanan keuangan. Ia menyebut, terdapat enam kunci untuk mengatasi kesenjangan layanan keuangan di negara ASEAN, yakni mengatasi kesenjangan antara pedesaan dan perkotaan, pendapatan, permintaan kredit untuk UMKM yang tidak terpenuhi, kesenjangan biaya pengiriman uang, kesenjangan usia, dan akses ke layanan keuangan digital

Ia pun menilai, digitalisasi layanan keuangan dapat membantu menutup kesenjangan tersebut. Ada enam alasan dibaliknya yakni:

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...