Harga Tembaga Cetak Rekor, Minyak Brent Kembali ke US$ 63 per Barel

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Harga tembaga naik 3% di atas US$ 9 ribu per ton pada pembukaan pedagangan hari ini, Senin (22/2).
Penulis: Sorta Tobing
22/2/2021, 11.28 WIB

Reli harga tembaga telah menjadi keuntungan bagi pemasoknya. Jiangxi Cooper Co, produsen utama Tiongkok, naik 13% di bursa saham Hongk Kong. Angkanya merupakan tertinggi sejak 2013. Lalu, di Australia, OZ Minerals Ltd, harga sahamnya naik dua kali lipat selama 12 bulan terakhir.

Brent Kembali ke US$ 63 per Barel

Harga minyak mentah Brent kembali ke US$ 63 per barel. Data Bloomberg pukul 11.01 WIB menunjukkan kenaikannya mencapai 1,05% ke US$ 63,57 per barel.

Goldman Sachs memperkirakan harga minyak acuan global tersebut akan naik US$ 70 dalam beberapa bulan mendatang. Pemulihan ekonomi yang kuat mendorong angkanya ke level tertinggi dalam setahun terakhir. 

Reli harga minyak, menurut Goldman Sachs, juga terjadi karena permintaan yang melebihi pasokan. Arab Saudi dan Rusia akan melakukan pertemuan pekan depan. Keduanya masih berbeda pendapat soal angka produksi minyak. Riyadh ingin produksi tetap stabil. Tapi Moskow berkeinginan melanjutkan peningkatan produksi. 

Harga minyak telah naik lebih 20% tahun ini setelah Arab Saudi berjanji pada bulan lalu untuk memotong produksinya. Harga Brent menjadi bullish dan pasar mulai melepas pasokannya yang tertimbun selama pandemi Covid-19. 

Untuk minyak mentah acuan AS, yaitu West Texas Intermediate, pada perdagangan hari ini pun naik. Angkanya mendekat US$ 60. Kenaikan pagi tadi mencapai 0,93% menjadi US$ 59,79 per barel. 

Halaman: